Bara Segara

Tsugaeda
Chapter #25

Bab 25

Kebagusan, Jakarta Selatan

Ada sesuatu yang membuat Bella tak juga terlelap di ranjangnya di kamar tidur lantai dua. Matanya berkedip-kedip memandangi langit-langit kamarnya. Aneh sekali, pikirnya. Ia jarang sekali seperti ini. Mengingat pengalamannya pernah sebagai jurnalis lapangan yang terbiasa menghadapi tekanan, biasanya ia tetap akan mudah tertidur dalam kondisi apapun. 

Apa sebenarnya yang merisaukannya malam ini? Tentang kasus yang sedang diliputnya? Semua berjalan lancar. Tentang risiko yang akan dihadapinya? Semua orang tahu jika dia adalah orang paling peduli setan dengan risiko isu sensitif. Lalu apa?

Apakah lagi-lagi karena terpikir tentang dia yang kini sedang di ujung samudera?

Tiba-tiba ia mendengar suara mencurigakan dari arah lantai bawah rumahnya. Bella segera bangkit. Insting reporter lapangan membuatnya langsung waspada. 

Ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi yang tersambung pada kamera CCTV di bawah. Di layar itu ia melihat lantai bawah masih gelap gulita, tidak ada yang aneh. Namun, nafasnya tertahan ketika layar berpindah ke sorotan CCTV di teras. Di sana tampak jelas dua sosok laki-laki berpakaian serba hitam dan bertopeng sedang berdiri di depan pintunya. Salah satunya membawa linggis dan berusaha mencongkel kenop pintu untuk membuka paksa. 

Bella sontak berusaha menelepon tetangga-tetangganya, tetapi tidak ada satupun yang mengangkat di malam selarut ini. Dalam kepanikan yang memuncak, ia menelepon Nova, “Angkat, please.

Nada sambung tak kunjung berhenti. Nova belum juga mengangkat panggilan teleponnya. 

Sementara itu Bella mendengar suara berderak cukup kencang dari lantai bawah. Mereka sudah berhasil masuk rumah!

Akhirnya nada sambung berganti dengan suara perempuan yang ia kenal, “Halo, Bel, kenapa?”

“Help! Some people are breaking into my house!” serunya. 

Bella tak meneruskan pembicaraan dan langsung bangkit. Ia meraba-raba meja riasnya, merogoh laci-lacinya, mencari benda apapun yang bisa dipakai untuk melawan. Sialnya, tak ada satupun yang berguna yang bisa ditemukannya. Kalau mencari pisau, semuanya ada di dapur di lantai 1. Ia menyesal tak menyimpan tongkat baseball, golf atau apapun yang bisa dipakainya di situasi darurat seperti sekarang. 

Lihat selengkapnya