Bara Segara

Tsugaeda
Chapter #28

Bab 28

El Dhanan, Somalia

MV Sinar Fajar telah menempuh perjalanan selama 30 menit sejak angkat sauh ketika Sarah dan ABK akhirnya melihat dari kejauhan ada pergerakan di pantai. Mereka sudah agak jauh dari El Dhanan, tetapi jarak ini masih akan bisa mudah dikejar oleh para perompak dengan perahu motornya. 

Sarah mengamati dengan binokularnya dan berkata kepada Mas’ud si Mualim 1, “Kebakaran di pemukiman mereka sudah mulai mereda, dan mereka sudah sadar penuh jika kita kabur. Tapi sepertinya mereka masih kesulitan mengejar karena sebagian perahu sudah kita pakai. Saya melihat satu-dua perahu datang dari arah selatan. Pasti itu bala bantuan. Saya perkirakan dalam hitungan 10 menit lagi mereka sudah akan mulai menyusul kita. Menurut Mas Mas’ud, dengan kecepatan perahu motor mereka dan kapal ini, berapa lama mereka bisa menyusul?”

Mas’ud menjawab, “Kita punya waktu setengah jam sebelum mereka bisa sampai di kapal ini.”

Perempuan itu menggigit bibirnya dan segera mengambil HT untuk berbicara dengan kapal TNI, “Banjarmasin, Banjarmasin. Di sini Pejaten. Ganti.”

“Siap, Pejaten. Di sini Banjarmasin. Ganti.”

“Izin meminta info posisi. Ganti.”

“Estimasi tiba di medan operasi 100 menit. Ganti.”

“Waduh!” keluh perempuan itu karena menyadari selisih waktunya. 

Kemudian terdengar suara Komandan Satgas menggantikan suara operator sebelumnya, “Kenapa, Sarah? Ini Zainal Arif.”

“Siap, Komandan!” jawab Sarah yang lalu menceritakan situasi terkininya, yaitu tentang bagaimana perompak dipastikan sudah akan menyusul lebih dulu ketimbang kedatangan tiga KRI. 

“Baik,” kata Zainal Arif, “kamu bantu ABK untuk terus bertahan. Sekarang berikan saluran komunikasi ini ke nakhodanya. Biar setelah ini saya koordinasikan langsung dengan Kapten Hanafi.” 

“Siap!” 

Gadis itu berlari ke anjungan, masuk ke ruang kendali dan memberikan HT-nya kepada Hanafi. Sang nakhoda segera memulai kontak dengan KRI Banjarmasin.

“Kep, tolong catat posisi kami,” kata Zainal Arif yang lalu memberikan posisi lintang dan bujurnya kepada Hanafi.

Sang nakhoda dengan cekatan mencatat dan mencocokkan dengan posisi kapalnya.

“Kep langsung arahkan kapal mendekati kami, agar kami mudah menyusul.”

Lihat selengkapnya