Bara Segara

Tsugaeda
Chapter #29

Bab 29

Di tengah lautan, para perompak sudah mendekati kapal MV Sinar Fajar. Mereka datang dengan enam perahu motor, yang masing-masing diisi 4-5 orang. Hampir semuanya menenteng AK-47. Tentu saja mereka begitu marah dan bernafsu merebut kembali kapal sandera yang meloloskan diri diam-diam itu. Apalagi mereka juga tahu jika upaya melarikan diri ini juga berkaitan dengan terbakarnya pemukiman utama mereka. 

Hanafi kini keluar dan berdiri di tepi anjungan. Teriknya mentari tak sempat ia rasakan. Perhatiannya tertuju kepada seluruh anak buahnya yang tak satupun lemas dan putus asa. Ia bahkan terheran-heran melihat ABK yang tadinya sakit kini berdiri tegap dan membusungkan dadanya di tepian geladak menanti kedatangan bajak laut. itu. Rupanya instruksinya tadi membuahkan hasil. Benar kata Komandan Satgas, seruan untuk melawan benar-benar melecut semangat mereka.

Ketika musuh sudah sangat dekat itulah tiba-tiba tiga sea rider TNI muncul dari balik kapal dan langsung menerjang ke arah perahu motor pembajak dengan formasi busur. Di dalam sea rider itu, pasukan Denjaka siap di posisi masing-masing, membidik dengan senapan serbu. Formasi busur terpecah ke tiga penjuru. Masing-masing sea rider mengejar perahu sasaran yang sudah mereka rencanakan untuk dilumpuhkan lebih dulu.  

Para perompak itu tak sempat melakukan perlawanan memadai karena terkejut disergap tiba-tiba begitu. Mereka tak menyangka sea rider itu muncul sebelumnya karena para pengemudi dari TNI AL itu lihai menyembunyikan kedatangannya berlindung di balik sudut kapal MV Sinar Fajar. 

Para prajurit Denjaka segera menembakkan senapannya dengan sangat terukur di tengah gelombang samudera, sehingga berhasil melumpuhkan separuh dari penumpang perahu motor pertama dan kedua. Sementara itu perahu motor ketiga terbalik terkena terjangan dari sea rider yang menikung jalurnya. Bandit-bandit yang ada di situ tercebur ke air dan pontang-panting berenang menyelamatkan diri menuju kembali ke pantai yang jauh. 

Seluruh ABK yang menyaksikan dari geladak bersorak-sorai, berlompat-lompatan dan mengacung-acungkan senjata-senjata di tangan mereka. 

Sisa perahu motor yang lain bergerak menjauh menjaga jarak aman dengan sea rider TNI. Sementara para Denjaka tampak menjaga posisi agar tak jauh dari MV Sinar Fajar sesuai dengan tujuan mereka melindungi kapal itu. 

Perompak sempat terpompa lagi semangatnya untuk bersiap menggempur karena melihat bala bantuan baru sudah hampir tiba dari pantai. Ada tujuh tambahan perahu motor berisi penuh bandit bersenjata meluncur mendekati posisi mereka. 

ABK yang tadinya senang kini kembali cemas. Banyak sekali bandit-bandit yang datang. Sementara mereka melongok ke segala penjuru mendapati sea rider TNI hanya ada tiga. Masing-masing diperkuat oleh lima personil Denjaka. Bisakah mereka melawan gerombolan penjahat yang datang itu?

Namun, kecemasan yang sama tidak terjadi sedikit pun di benak para Denjaka. Mereka sudah mengantisipasi skenario ini dan terlatih menghadapi tekanan yang lebih besar dari ini. Maka, ketiga sea rider itu berkumpul lagi dan membentuk formasi busur. Pemimpin di masing-masing sea rider berkomunikasi untuk menentukan sasaran mana yang akan dihantam duluan.

Kepanikan ABK juga segera teralihkan ketika mendengar deru rotor helikopter yang bergerak tepat di atas mereka, mengikuti laju kapal. Itu adalah heli Bell 142 putih yang sedari tadi melintasi mereka. Sekarang dari heli itu terjulur tali tambang, lalu dua prajurit Marinir meluncur ke bawah. Setelah itu heli tadi mengangkasa kembali. 

Seluruh ABK yang ada di sana terperangah melihat begitu mulusnya dua prajurit itu mendarat dengan sepatu bot mereka. Seorang prajurit memanggul senapan sniper yang panjang di punggungnya. Sedangkan, prajurit yang satunya menenteng tripod dan binokular ukuran besar. Mereka lalu berlari ke buritan dan langsung bahu-membahu memasangkan senapan sniper itu di atas tripod. 

Kemudian, satu prajurit duduk bertumpu pada satu lututnya, siaga pada pelatuk sniper. Prajurit satunya tetap berdiri dan menggunakan binokularnya untuk membantu melakukan kalkulasi jarak sasaran dan momentum. Semuanya bisa dilakukan hanya dalam hitungan detik saja. 

Sang penembak jitu membidik dan menekan pelatuknya. Ratusan meter di lautan sana, seorang perompak tersentak dan tercebur ke laut lantaran sebutir peluru menghantam rusuknya. Berjarak lima detik kemudian, peluru kedua meluncur dan menjatuhkan perompak lainnya. 

Lihat selengkapnya