“Sedang apa dirimu?” Terdengar suara lembut perempuan dari balik ponsel.
Hoaam “Baru bangun”. Jawab Bara malas-malasan, dengan mata yang masih saja terpejam.
“Dasar pemalas, ayo bangun. Mentang-mentang hari libur, bangun siang.” Celoteh perempuan itu terdengar cerewet.
“Emangnya mau kemana? Tak ada teman mau keluar rumah, lagian tak tahu mau kemana. Aku ini kan tinggal di pulau ujung negeri ini, sudah bosan setiap hari melihat laut”. Kali ini kantuknya sudah mulai menghilang, Bara mulai menikmati komunikasi pagi ini.
“Seenggaknya kan bisa beres-beres, pasti kosan kamu berantakan seperti kapal pecah. Iya kan? Seperti kuliah dulukan begitu, sepatu saja bisa ada di atas magic jar”. Katanya mengingatkan masa lalu.
“Hahaha, enggak lah. Kali ini lebih rapi. Sepatu nggak lagi di atas magic jar....”
“Teruss?” Perempuan itu memotong.
“Di dalamnya, hahaha”. Canda Bara.
“Huh dasar”. Sembur perempuan itu.
“Haha, eh iya aku mau bilang sesuatu”.
“Apa?” Jawab perempuan itu penasaran.
“Kamu udah makan?”