Baron Vengeance

Panipun
Chapter #10

BAB 9 : Via Portal

Dua bilah pedang menyilang di depan gerbang istana menahan kedatangan Norvin. Penjaga istana melarang pria tua itu melangkah jauh ke dalam tanpa alasan yang jelas. Mereka bersikeras menolak membuka gerbang sampai terjadi adu mulut.

"Ada apa ini kenapa saya tidak boleh masuk?" tanya Norvin lagi karena masih tidak puas dengan jawaban ambigu dari pihak penjaga.

"Maaf, kami tidak bisa memberitahukan kepada anda karena mengikuti perintah dari Yang Mulia. Jika anda memiliki kepentingan cukup kirim pesan saja. Kami nanti yang akan menyampaikannya langsung kepada Nona Rosalia."

Norvin mendengus kesal tidak peduli bagaimana tindakan mereka nanti. Dia melewati paksa benda tajam yang menghalau wajahnya. Penjaga istana sontak mendorong tubuhnya menjauh. "Hentikan! Jika anda tetap membantah maka kami terpaksa akan menggunakan kekerasan."

Salah satu ujung bilah pedang kini berhenti tepat ke arah leher Norvin. Pria berkacamata bulat itu tidak gentar bahkan justru melemparkan senyum miring. Norvin menjentikkan jari seketika percikan api perlahan keluar dari tangannya. Dia menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan.

Darah penyihir murni mengalir dalam tubuhnya. Golongan ras tertua yang termasuk langka karena tragedi ribuan tahun lalu telah memusnahkan seluruh wilayah Benua Jaune dimana banyaknya penyihir hebat namun kurang bermoral.

Mayoritas penyihir jaman sekarang memiliki kekuatan sihir yang dapat terlihat dari jenis pendulum batu naga yang dikenakannya. Harganya pun sangat mahal untuk rakyat umum sehingga hanya para kaum bangsawan dan pasukan kerajaan saja yang punya.

"Apa kalian tertarik ingin mencoba sensasi terbakar dalam keadaan hidup-hidup?" tawar Norvin yang lebih mengarah kepada bentuk ancaman secara nyata. Setiap kalimatnya penuh penekanan hingga berhasil sedikit menggoyahkan pendirian mereka. Penjaga istana sontak menarik pedangnya. "Saya tidak akan pergi sebelum kalian menjelaskan yang sebenarnya terjadi."

"Nona Rosalia sedang masa pemulihan dan tidak diperbolehkan bertemu dengan siapapun."

Norvin terperangah, "Pemulihan untuk apa? Jangan bohong!"

"Sudah cukup, kami tidak bisa memberitahukan kepada anda lebih dari ini. Sekarang cepatlah pergi." tandas penjaga gerbang.

***

Pikiran pelayan itu melalang buana mengingat kondisi Rosalia yang memang memiliki keterbatasan. Namun tidak perlu sampai melakukan terapi penyembuhan atau semacamnya karena kelumpuhan itu total sejak lahir. Alasan pemulihan yang penjaga katakan sangat tidak masuk akal. Norvin terus memutar otak mencari cara bagaimana supaya dia dapat bertemu dengan Rosalia tanpa ketahuan. Rencana berbahaya mungkin seperti menjadi penyusup di istana.

Lonceng kuil berbunyi menarik perhatiannya sehingga menghentikan langkah kaki Norvin yang sejak tadi tanpa tujuan. Dia terdiam sejenak meratapi bangunan dari batu pualam tersebut. Norvin sadar bukan pengikut yang taat seperti Baron. Dia jelas jauh berbeda sampai timbul rasa sungkan di dalam hatinya.

Pantaskah manusia seperti diriku datang berdoa dan memohon pertolongan dewi hanya ketika dalam keadaan sulit?

"Norvin!" panggil Jovanka ketika melihat Norvin yang memutuskan hendak pulang ke rumah saja.

Lihat selengkapnya