"Baron ... apa yang kau inginkan dariku?" Sebuah pisau belati jatuh ke tanah, Baron menyeringai ke arahnya.
"Aku ingin sebuah nyawa, tebus dosamu sekarang juga." Baron menunjuk benda pipih tajam dihadapannya dengan ruas telunjuk. "Berhenti memasang wajah polosmu itu, sangat menjijikkan."
Wanita itu menelan salivanya sebelum kembali berujar, "Aku tidak mengerti apa maksudmu?"
"Kau sudah merenggut nyawa adikku."
Tenggorokan wanita itu seketika tercekat. Kebenaran seberapa lama pun ditutupi akan terungkap pada waktunya. Kesalahan fatal tersebut memang perbuatan buruknya. Baron mendekat beberapa langkah. Wajahnya diterpa sebagian sinar matahari yang mulai tenggelam di ufuk barat. Udara kian sejuk namun tidak mempengaruhi atmosfer diantara keduanya yang masih bersitegang.