Selepas mendengarkan cerita lengkap perihal kematian Rosalia dari Putri Evangeline di taman Baron pulang ke rumahnya. Rentetan balik kilas memorinya bersama Rosalia berputar selayaknya kaset rusak selama diperjalanan.
Lagi, kepiluan hinggap di dalam dada dan membuatnya sesak. Kehangatan yang seringkali dia dapatkan kini musnah tergantikan suasana hampa. Baron menghempaskan bokongnya ke sofa lalu memanggil nama seseorang.
"Norvin, aku pulang."
Dahi pria itu berkerut heran kemana perginya Norvin? Hening tidak ada sahutan dari siapapun. Baron memang sengaja tidak memperkejakan banyak pelayan. Mereka hanya datang dalam hari tertentu khusus untuk membersihkan mansion. Dia sulit mempercayai seseorang lagi semenjak dulu ada yang teledor dalam menjaga Rosalia.
Gadis itu pernah jatuh dari tangga ketika usianya sekitar sepuluh tahun. Untung saja Norvin cepat menanganinya dan luka Rosalia tidak begitu serius. Bisa disembuhkan dengan sihir pemulihan. Maka tinggal Norvin seorang yang mengurus kebutuhan mereka setiap harinya setelah tragedi tersebut. Devian juga turut membantu namun lebih sering menghabiskan waktu di sisi Baron sebagai ksatria pelindung.
Sejak hari pertama sampai di Greenezt Baron memang belum melihat batang hidung Norvin. Padahal sang adik meninggal seharusnya Norvin orang pertama yang datang bukan dirinya. Suara ketukan pintu dari luar tiba-tiba membuyarkan lamunan Baron.
"Tuan, ini aku Devian Ace." teriak Devian dari balik pintu.
"Kau mengikutiku?" tanya Baron setelah membuka pintunya.
Pemuda berambut panjang hitam yang diikat kuda itu menggaruk tengkuknya. Devian dapat mudah dikenali karena warna kulitnya yang eksotis. "Tuan Maximilian memerintahkanku untuk mengejarmu, dia takut terjadi apa-apa padamu saat di perjalanan."
"Ah, berani sekali dia menyuruhmu," Baron mendengus sebal. "Baiklah, cepat masuk."
Mereka masuk berdampingan dan sama halnya dengan Baron, Devian pun heran ketidakhadiran pelayan keluarga Gevariel di dalam rumah itu. Biasanya pria tua tersebut akan menyambut mereka dan harum lezatnya hidangan tercium sampai ke ruang tamu. "Norvin kemana ya?
"Entahlah, tetapi aku merasa ada yang aneh."
Pertama surat permintaan tolong dari adiknya disusul peringatan Norvin. Semua itu menjadi alasan yang menguatkannya hingga bisa sampai di Greenezt. Tetapi menurut pandangan Baron semua seperti ada drama di belakang layar. Terlebih kematian Rosalia yang begitu cepat karena racun. Baron telah mempercayakan perlindungan adiknya kepada pihak istana bahkan seorang tabib juga merawatnya.
Pihak kerajaan telah menyatakan tabib istana adalah tersangka pembunuh Rosalia dan langsung diasingkan sebagai hukuman atas perbuatannya. Padahal vonis yang berlaku jika sesuai dengan tindakan kejahatan pelaku yaitu penjara seumur hidup ataupun hukum gantung.
"Devian, cepatlah bersiap cari Norvin sekarang juga," Baron memijat pangkal hidungnya pusing. "Karena aku yakin dia tidak mungkin menghilang begitu saja."