Baron Vengeance

Panipun
Chapter #20

BAB 19 : Dunia Peri

Gemerisik semak-semak menginterupsi mereka. Bayangan mata berwarna hijau neon menatap nyalang. Perlahan semakin jelas menampakkan wujudnya. Baron mengikuti arah mata Cornelia ke belakang. Seekor serigala bertelinga runcing menjunjung ke atas. Ekornya bergerak naik turun serta dengan posisi tubuh bagian depan lebih rendah. Monster itu memasang kuda-kuda seakan siap untuk menyerang.

GROARRR!

Baron sigap mengeluarkan pisau belati dari saku celananya. Lengan kekarnya membentang di depan Cornelia.

"Cornelia pergilah masuk ke sungai sekarang!" titah Baron sambil menahan pijakan tungkainya.

Cornelia sejenak termangu, dia enggan meninggalkan Baron sendirian namun jika masih bersama maka mereka berdua akan mati. Tapi, mereka tidak bisa memukul mundur waktu. Monster itu bergerak maju melayangkan cakarnya bahkan sebelum Cornelia menceburkan diri ke sungai.

Ting!

Cakarnya berbenturan dengan pisau belati milik Baron. Pria itu menangkisnya, serangan datang lagi melesat namun tetap dapat terdeteksi dari ekor mata.

Swoosh!

Serigala itu mengelak lalu menyeruduk Baron. Dia terkena hantamannya yang kuat hingga terpelanting. Pria itu berdecih sambil menyeka sedikit darah dari di ujung bibirnya. Bukan tidak mau menyerang secara sungguh-sungguh melainkan perkataan penjaga loket itu menjadi bahan pertimbangannya. Cornelia terduduk gemetaran di belakang hewan setinggi empat meter itu. Baron terus memutar otak bagaimana cara menyelamatkan diri sekaligus tanpa membunuh monsternya.

Cornelia merangkak diam-diam masuk ke dalam tenda mencari sesuatu. Sebuah tombak perak sepanjang hampir dua meter berkilap-kilap. Perempuan itu berdecak kagum saat pertama kali melihatnya. Baron menoleh ke arah perempuan itu yang keluar dengan tergopoh sambil mengangkat beratnya tombak. Baron menghindar sebisa mungkin dan berlari mendekat ke arah Cornelia untuk menggaet senjata pamungkasnya.

Baron mengayunkan tombaknya cepat sampai membentuk pusaran angin lalu perlahan menyedot air sungai yang ada. Cornelia beringsut dibalik punggungnya menahan terpaan angin. Selepas dua elemen tersebut menyatu dia melemparkannya ke arah monster. Serigala itu tetap tenang di posisinya tidak bergeser sejengkal pun.

Serangan jebakan untuk mengalihkan perhatiannya berhasil sedangkan Baron memacu kecepatannya melangkah masuk ke batas pertahanan. Gagang tombak yang tumpul di tujukan ke tengkuk sang serigala ketika lengah. Debuman kencang merebak pertanda tumbangnya monster besar itu. Serigalanya jatuh pingsan selama beberapa waktu.

Kau manusia tapi berbeda.

Baron menautkan alisnya bingung. Dengung suara bergaung mengelilingi mereka.

Aku akan memberitahukan kepadamu pintu masuk menuju istana para peri, Phililotus.

"Siapa yang berbicara?" Baron bergumam, Cornelia pun ikut menerka-nerka.

Nowaru.

Lihat selengkapnya