Baron Vengeance

Panipun
Chapter #22

BAB 21 : Tujuan Baru

Perpustakaan dengan atap berlubang menampakkan langit gelap bercampur kerlip bintang. Pergantian waktu di dunia peri memang lebih cepat daripada dunia manusia. Padahal saat bertemu Nowaru keadaan masih siang hari lalu mereka dalam waktu singkat sudah berpindah ke depan pintu masuk Phillilotus. Baron menatap ke luar sambil sesekali melirik ke bawah. Dalam satu badan pohon telah mencakup keseluruhan bagian istana. Letak perpustakaan berada paling atas.

"Silahkan, kau boleh membaca semua buku yang ada." Raja Jenoa berjalan pelan nampak seperti memikul beban berat di punggungnya. Kakek tua itu mengistirahatkan diri pada salah satu bangku dekat jendela tanpa kaca. "Sebelum aku bercerita tentang ayahmu, bisakah kau beritahu aku soal adikmu?"

Baron menghentikan gerakan tangannya yang tengah menarik buku dari selaras rak. Pria itu menarik napas dalam sebelum berujar, "Rosalia meninggal karena keracunan. Tabib muda pilihan dari pihak istana yang merawatnya menjadi tersangka. Dia langsung dijatuhkan hukuman oleh pihak kerajaan tanpa menunggu kehadiran saya pulang dari medan perang."

"Ah, jadi seperti itu rupanya...," Jenoa mengetuk ujung tongkatnya sambil berdeham. "Jangan katakan, tujuanmu kesini ingin membuktikan ritual pembangkitan manusia untuk menghidupkan Rosalia."

"Ya, hal itu yang akan saya lakukan." terang Baron masih sibuk mengecek judul buku dihadapannya.

"Nak, dengar. Tetap sebuah kemustahilan yang kau dapat tetapi kenapa tetap bersikeras?"

"Harapan, aku percaya pasti ada kemungkinan."

Jenoa menghela napas berat. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikir pria itu. "Adam pasti kecewa jika melihatmu sekarang. Dia sudah berjuang demi menyelamatkan adikmu sampai terlahir ke dunia meskipun tetap harus kehilangan seorang istri. Kau lebih baik tidak membuang waktu mencari solusi yang jelas nihil. Lebih baik terima takdirmu lalu melangkah ke depan dan lanjutkan hidup."

"Perjuangan apa yang telah ayah lakukan? Ibu meninggal karena sakit setelah melahirkan Rosalia."

"Dia berusaha menghilangkan penyakit efek dari sihir yang menjerat istrinya selama mengandung."

Baron tercengang mendengar perbedaan cerita antara Raja Jenoa dengan ayahnya. "Jadi maksud anda, Ibu saya sakit karena ulah seseorang?"

Jenoa mengangguk mantap. "Iya, aku berhasil mematahkan tali sihirnya tetapi hanya adikmu yang dapat diselamatkan."

Rentetan ungkapan Raja peri tersebut alhasil membuat Baron hilang akal. Sang ayah menyembunyikan fakta yang sebenarnya. Banyak pertanyaan mulai bermunculan di dalam benak.

Lihat selengkapnya