"Dek, nikah, yuk!"
"Yuk"
"Punya uang?"
"Nggak....."
"HAHAHAHA" tawa kita teraduk rata, berdua, di dalam obrolan ruang maya.
Kode-kode darimu bak berkata sudah waktunya kita hidup bersama secara lebih dekat. Selalu saja seringai tawa melukis wajahku tiap hari kala bersamamu. Lebih dari itu, semenjak dekat denganmu aku pun menjadi lebih dekat dengan keluargaku, mulai menilai ulang soal bentuk kasih yang sebelumnya tak kurasa ada.
Aku percaya pada kamu. Sosok yang membuatku menyisir rambut di depan cermin dengan rasa percaya diri dan dicinta setulus hati. Berbalik dengan aku sebelum mengenalmu, merasa kecil, merasa tak layak dicinta, merasa tak ada yang mengerti duniaku.
Terima kasih kulabuhkan berkali-kali padamu yang juga turut mempercayaiku. Hingga tahapan demi tahapan menuju pernikahan dilakukan dengan apik.