Barudak MTs

Hilyati Marsyalita
Chapter #1

Prolog

Pagi hari dengan pemandangan gunung Manglayang, udara bercampur dingin dan sendu. Orang-orang sudah memulai aktivitasnya mencari segepok uang dan anak-anak sudah mulai bermain karena libur sekolah telah tiba. Iyat menyeduh kopi Cappucino, badannya masih diselimuti selimut rajut yang bisa menghangatkan sekujur tubuhnya. Kehidupan sebagai anak kost sangat menyenangkan ketimbang diam di rumah sendiri, apalagi sekarang sudah dua tahun ia diam di daerah Kosambi ini. Memang keputusan Iyat memilih kost adalah keputusan yang baik, ketimbang bolak-balik rumah ke kampus, rasa capeknya bisa double.

Katakanlah namanya Iyat, tetapi ia bukan lelaki. Nama lengkapnya Hikayat Abdiyah. Bukan lagi sebuah kebetulan, ia berkuliah di UIN Sunan Gunung Djati dengan jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Dari beberapa hari kemarin sampai sekarang, ia tidak berkegiatan di luar karena ia sedang berhibernasi dari yang tadinya senang melakukan kegiatan di kampus maupun di luar, sekarang beralih untuk penyempurnaan waktu tidur.

Iyat di pagi hari ini lebih awal mengecek ponselnya, takut ada pesan WA yang belum terbuka, karena hari ini Dosen Pembimbing Akademiknya mengajak untuk berkumpul di kampus untuk membahas PPL (Praktik Profesi Lapangan). Sebenarnya, Iyat merasa malas kalau ada aktivitas di luar kampus seperti ini, tetapi sebagai mahasiswi yang memang sudah menjadi tugasnya untuk melaksanakan kegiatan PPL tersebut. Bapak Dosen Pembimbing menyuruh kumpul di kampus pada pukul sembilan dan Iyat berusaha tepat waktu apalagi jarak tempuh ke kampus hanya satu kilo saja, bagi Iyat itu dekat sekali.

Pukul sembilan kurang, Iyat sudah berjalan menuju kampus. Karena Bapak Dosen Pembimbing menjanjinkan pertemuan bimbingan pada pukul sembilan. Iyat tinggal di jalan Babakan Desa, sedangkan menuju kampus diharuskan melewati jalan Manisi. Iyat sudah tahu aktivitas di jalanan Manisi kalau sudah masa liburan akan sepi, karena para mahasiswa sudah pulang kampung. Manisi layaknya kota mati di mata Iyat.

Kebiasaan jalan cepat dari kecil membuat Iyat sangat cepat kalau berjalan sekarang, ia masuk ke dalam gang, karena ia masuk kampus lewat pintu pinggir UIN. Kalau kata orang-orang, gang ini disebut dengan gang Syarkum (Syariah Hukum), karena berpas-pasan di depan gang ini terpampang gedung fakultas Syariah Hukum. Iyat sudah sampai kampus, ia berjalan menanjak menuju gedung V, gedung ini terletak di samping gedung SC (Student Center). Di luar gedung V, ada Bapak Satpam yang sedang berdiri sambil mengobrol dengan salah satu mahasiswa, di sisi lain para mahasiswa sedang berkumpul membentuk lingkaran.

Iyat masuk ke dalam ruangan dosen, di mana di situlah terdapat Bapak Husein. Beliaulah Dosen Pembimbing Akademiknya yang sudah menunggu mahasiswa, beliau duduk sambil melihat jam di ponselnya.

"Assalamualaikum, Pak," ucap Iyat dengan punggung yang rengkuh dan berusaha dengan nada yang sopan.

"Waalaikumsalam," jawab Bapak Husein. "Ke mana yang lainnya, Yat?" tanya Bapak Husein yang kebetulan memang sudah tahu namanya.

"Bentar, Pak."

Iyat langsung mengecek ponselnya, ia melihat beberapa pesan yang muncul pada notifikasi. Teman-temannya izin telat, namun tidak tahu sampai kapan waktu mereka tiba. "Katanya, Nazah, Nisa, sama Rezki izin telat, Pak," kata Iyat, dirinya langsung menyimpan ponsel ke dalam tas.

"Kalau sisanya?"

"Kurang tahu, Pak, tidak ada kabar."

Iyat kembali diam. Tidak lama kemudian, Lisa datang sambil menjinjing tote bag-nya. "Assalamualaikum, Bapak, mohon maaf aku telat," ucap Lisa dengan rasa tidak enak, karena di sana sudah ada Iyat yang duduk menunggu yang lain.

Lihat selengkapnya