Basketball Adrenaline

Bang Staycool
Chapter #9

BAB 8 : LISTRIK VS LISTRIK

Pertandingan latih tanding Ishiyama – Nankatsu masih berlangsung. Pada quarter pertama ini Ishiyama dan Nankatsu meraih poin tipis yaitu 13-15. Nankatsu memimpin pertandingan ini. Namun, penampilan Ishiyama sebagai tamu juga tidak kalah memukau. Ikki terus memperhatikan permainan tim Ishiyama, pelatih Nankatsu juga terus memberi instruksi di pinggir lapangan. “Defense..! Defense..! Defense..! ” Pemain cadangan Nankatsu juga terus meneriakkan ‘defense’ di pinggir lapangan. Satoru sebagai PG kembali membawa bola untuk membangun serangan bagi Ishiyama.

“KYO!!....” Satoru mengoper bola ke Kyo di sebelah kanannya. Kyo menangkapnya dengan baik. Aizawa sudah menghadang Kyo agar tidak melakukan penetrasi. Kyo yang tidak banyak berpikir langsung membawa bola ke sebelah kiri untuk mencari celah untuk penetrasi. Aizawa pun membayangi Kyo ke arah mana Kyo berlari. Tapi, tak butuh lama Tobio langsung melakukan screen kepada Aizawa.

(Buuuk!!!) Ah, sial. Si Center melakukan screen.

Aizawa merasakan seperti tertabrak truk tronton saat di-screen oleh Tobio. Kyo yang merasa terselamatkan langsung bermanuver diagonal kanan. Ia masuk ke area 3 seconds untuk melakukan lay up. Kenichi sebagai C sudah bersiap untuk mem-blocking Kyo. Kyo sudah melakukan lay up’s step dan melompat. Kenichi langsung memasang badan untuk melakukan blocking.

“Tidak akan aku biarkan!!..” Kenichi berseru sambil defense.

Kyo yang tidak bergeming dengan seruan Kenichi kemudian melakukan back pass. Ia ayunkan tangan kanannya ke kiri di belakang punggungnya secara horizontal dan mengarah ke Minamoto yang sudah mengangkat kedua tangannya sejajar dengan dada.

Sialan... back pass...

Tap!! Minamoto menangkap bola dengan baik, tapi Daigo sudah menutup jalan untuk Minamoto bergerak. Bukan seorang kapten jika tidak bisa menjadi pemain yang cerdas. Minamoto melakukan bumping dan setelah itu melakukan step back (melangkah ke belakang, terkadang melangkahnya seperti lompatan kecil). Kemudian ia melakukan ancang-ancang shooting. Daigo langsung mendekati Minamoto agar tidak melakukan shooting. Sayangnya, Daigo salah perkiraan. Minamoto langsung mengumpan ke Ryouta yang sudah bergerak sejajar dengannya. Ryouta yang sudah berhasil menangkap bola langsung melakukan jump shoot.

Yosh!.. giliranku menjadi bintang lapangan. Gumam Ryouta dalam hati sambil melompat. Syuuung!... seperti sebuah pesawat yang lepas landas, Ryouta menembak bola itu ke ring dengan jalur diagonal kanan.

“Wow! Ryouta melakukan 3 point. Pasti masuk nih.” Kata Sorey melihat lemparan Ryouta.

“Pasti bakal masuk..” Tambah Mikleo.

Perkataan Sorey dan Mikleo benar. Tembakan dari Ryouta membawa 3 poin bagi Ishiyama.

“YEEEEAAAHHH....!!!” Semua tim Ishiyama di bangku cadangan berteriak dengan gembira. Hanya Tama yang tidak begitu heboh daripada yang lain. Setelah heboh dengan lemparan tadi, pelatih Jun meminta time out. Time out diterima oleh wasit dan kedua tim rehat sejenak.

 ***

“Baik, teman-teman. Ini adalah time out pertama dari Nankatsu. Mereka ingin mengatur strategi untuk mengalahkan kita. Aku pun akan memanfaatkan waktu ini untuk tim. Permainan kalian sudah bagus selama kurang lebih 4 menit ini. Ayo, pertahankan permainan kalian baik ini!” Kata Ikki kepada tim Ishiyama.

“Sekarang bagaimana, pelatih?” Tanya Minamoto.

“Satoru, istirahatlah dulu. Kazao, gantikan Satoru!”

“Oke, Pelatih.” Kata Kazao kepada Ikki.

“Mikleo, Sorey. Kalian main! Tobio, Kyo. Kalian istirahat!”

“Siap!!” Mikleo, Sorey, Tobio dan Kyo berseru demikian.

“Baiklah.. tolong berikan permainan bagus lagi.” Kata Ikki kepada tim yang akan bermain.

“Siap!!!”

Di sisi lain, tim Nankatsu yang dilatih Jun Osako juga menyusun strategi untuk merobek pertahanan Ishiyama.

“Oke, semuanya. Permainan kalian tadi sudah bagus di menit-menit awal. Tapi, aku harap kalian bisa memainkan permainan yang lebih baik lagi. Tim yang kita hadapi ini adalah tim yang baru seumur jagung. Jangan sampai kalian dipermalukan disini!”

“Siap” Tim Nankatsu berseru.

“Hayato.. kamu istirahat dulu. Yoichi, masuk ke lapangan!”

“Siap!” Kata Yoichi.

“Daiki! Masuk dan gantikan Aizawa!”

“Baik, pelatih” Kata Daiki.

“Nenma! Kamu gantikan Daigo”

“Baik. Pelatih.” Kata Nenma.

“Oke... Yoichi, pimpin tim di lapangan. Yang lain, ikuti arahan Yoichi. Sekarang, masuk ke lapangan dan hajar mereka!”

“Siap!” Tim Nankatsu masuk ke lapangan dengan subtitusi terbaru. Hayato digantikan dengan Yoichi (188 cm, PG, sekarang memakai No. 7), Aizawa digantikan dengan Daiki (188 cm, PF, No. 9) dan Daigo digantikan dengan Nenma (180 cm, SF, No. 8). Untuk tim Ishiyama, Kyo digantikan oleh Mikleo (193 cm, PF, sekarang No. 10), Satoru digantikan dengan Kazao (175 cm, PG, sekarang No. 7), dan Tobio digantikan Sorey (190 cm, C, No. 6) Priit.. Priiiiit!!!... bunyi pluit kembali terdengar. Siswa-siswi SMA Nankatsu yang menjadi penonton juga masih bersemangat menonton latih tanding Nankatsu-Ishiyama. Ikki yang sudah melihat timnya masuk ke lapangan sedikit berpikir mengenai subtitusi kedua tersebut.

Aku tidak menyangka Nankatsu langsung memasukkan 3 pemain. Dan si PG terbaik no. 6 juga langsung diturunkan ke lapangan. Untung saja Kazao sudah kumasukkan. Mikleo juga sudah kumasukkan. Memang ini akan terlihat sulit karena mereka memiliki 2 PG terbaik.

Lalu, Ikki melihat Tama dengan tatapan yang super serius. Kaki kanannya sudah bergoyang-goyang.

Si Tama serius banget sekarang ini. Yaaah... aku tau sih dia juga antusias dalam latih tanding ini. Tapi aku tidak menyangka auranya akan sekuat ini. Sabar Tama... di quarter kedua nanti, aku akan memasukkanmu.

Di pinggir lapangan lainnya, Shouta juga sudah di lirik pelatih Jun. Auranya juga terasa memuncak seperti mendapatkan kekuatan baru.

Tidak kusangka anak ini auranya lagi meningkat... kayaknya di quarter kedua nanti aku bisa memasukkannya.

Kembali ke lapangan, throw in dilakukan oleh Daiki kepada Yoichi. Yoichi yang sudah mendapatkan bola langsung maju ke depan men-dribble bola. Pergerakan Yoichi cukup cepat sehingga Kazao yang melakukan defense sudah bersiap menghadang Yoichi.

Baiklah.. Kazao. Aku akan melewatimu.. Pikir Yoichi.

Tidak akan ku biarkan... Pikir Kazao.

Yoichi langsung melakukan drive dan bergerak ke kiri. Ia sudah setengah melewati Kazao. Kazao yang mengetahui pergerakan Yoichi membayanginya ke arah mana Yoichi berlari.

Bagus... sekarang aku harus mengelabuinya.

Yoichi kemudian memantulkan bola ke kanan dengan melewati punggungnya atau disebut back dribble.

Apa? Back dribble..? Kazao terkejut dengan pergerakan Yoichi.

Kazao mengubah arahnya ke kanan untuk menutupi pergerakan Yoichi. Yoichi dengan menggunakan kecerdasannya kembali mengubah pantulan bola ke kiri dengan melewati sela kaki kirinya (between the leg dribble). Kazao yang kembali terkejut dengan pergerakan cerdik dari Yoichi hingga akhirnya terkena ankle break (bahasa awamnya bisa disebut kaki kepeleset atau bisa juga disebut keseimbangan badan menurun karena gagal merebut bola sehingga terjatuh).

Oh, shit... aku kena ankle break...

Ryouta yang di sisi kanan pertahanan berinisiatif melakukan switch (ganti lawan / ganti posisi defense). Ia mencoba menutup pergerakan Yoichi.

Tak akan aku biarkan..... pikir Ryouta.

Lalu, Yoichi melompat untuk melakukan jump shoot. Ryouta spontan melompat untuk melakukan blocking. Tangan kanannya sudah mengangkat tinggi. Yoichi tiba-tiba tersenyum kecil menganggap Ryouta telah melakukan hal yang sia-sia. Kemudian, Yoichi melepaskan bolanya ke depan. Tapi tunggu dulu, lemparan tersebut bukan jump shoot, melainkan lemparannya datar seperti 90 derajat. Ryouta yang mengangkat tangannya tinggi merasa terkejut. Bagaimana tidak? Bola tersebut seolah-olah menembus tangan kanan Ryouta seperti bola hantu.

Huh? Bolanya nembus....?!! Pikir Ryouta dengan kaget.

Passing itu memang sulit untuk ditahan. Mereka yang awalnya menyangka itu adalah shooting pasti tidak akan percaya kalau itu adalah passing. Lebih tepatnya disebut Ghost Pass.

Semua terkejut dengan bola yang menembus tangan Ryouta kemudian sampai ke tangan Kenichi. Sorey sudah mencoba menahan Kenichi untuk tidak mencetak angka.

Walau dia tinggi.. tapi aku gak boleh kalah... Gumam Sorey dalam hati.

Kuat juga defense orang ini. Tapi kau tidak akan bisa menahan seranganku.. Kenichi langsung melakukan bumping. Namun, bumping milik Kenichi cukup keras sehingga lantai lapangan terasa seperti bergelombang. BUUUAAAMM!!!... Sorey terasa badannya mundur ke belakang dengan keseimbangan badan menurun dan terjatuh walaupun itu bukan ankle break.

Aaarggh.. ya ampun.. badanku kenapa jadi begini..? Gumam Sorey dalam hati karena badannya terasa aneh. Mikleo yang di sisi kanan pertahanan juga terasa badannya tiba-tiba mundur sendiri satu langkah.

Kenapa ini? Kenapa badanku bergerak mundur sendiri? Kata Mikleo dalam hati.

Setelah itu, Kenichi langsung melompat dan akan melakukan earthquake dunk kembali. Tapi, Mikleo yang sempat mundur satu langkah tidak membuat badannya sulit bergerak. Ia langsung berlari dan segera melompat untuk melakukan sweeping (penyapuan bola saat defense).

“Ini dia! Earthquake dunk!” Seru Kenichi.

“Tidak akan aku biarkan!!...” Seru Mikleo.

Ketika Kenichi ingin melakukan dunk, PAAAK!!! Tangan Mikleo langsung menyapu bola dan terhempas ke depan. Bola tersebut ditangkap oleh Ryouta dan berlari ke ring Nankatsu yang tanpa penjagaan. Namun, saat sampai di tengah lapangan Minamoto meminta bola dari sisi kiri. Akhirnya Ryouta pun mengoper bola ke Minamoto.

Defense........!!!!” Pelatih Jun berteriak untuk tim nya bergerak mundur untuk defense. Minamoto yang sudah cepat larinya sempat dihadang oleh Nenma. Tapi kelincahan Minamoto membuat Nenma tidak mampu menghentikan Minamoto.

Saatnya aku melakukan drive andalanku.... Double speed!!..

Ah.. sial. Cepat sekali larinya... aku tidak bisa menghentikannya.. Minamoto yang sendiri di depan langsung mengambil langkah lay up setelah masuk ke dalam area medium shoot.

Yosh! Saat mencetak poin lagi... pikir Minamoto dengan percaya diri.

“Kapten!!” Tim Ishiyama menyerukan kata “Kapten” kepada Minamoto. Minamoto melompat, dan melepaskan bola menuju backboard agar memantul menuju ring. Lagi-lagi sayang sekali, ketika bola telah terlepas... PAAAK!!! Kenichi tiba-tiba sudah kembali dengan cepat menuju pertahanan dan menyapu lemparan Minamoto.

“YEEEAAAH......!!!!” Tim Nankatsu yang mulai berseru.

“Bagus, Kenichi-san!” Seru Aizawa.

Minamoto yang sudah mendaratkan diri ke lantai lapangan langsung terdiam dan tak bergerak. Bola sudah dipegang kembali oleh Yoichi. Lalu, langsung mengoper ke Nenma dan setelah itu langsung di oper ke Daiki yang sedikit maju ke tiga per empat lapangan (sejajar dengan garis lingkaran medium shoot). Daiki melompat untuk menangkap bola yang agak tinggi tersebut. Tapi..... TAP!!!..... Mikleo berhasil memotong laju bola.

Ah.. sial. Masih ada si bule ini....

Mikleo yang berhasil mengambil bola kembali menyerang seorang diri dengan kecepatan larinya yang mumpuni. Sorey, Kazao, Ryouta, dan Minamoto yang sudah mengambil posisi yang menguntungkan dihiraukan saja olehnya. Yoichi mencoba menghadang Mikleo.

Tidak akan aku biarkan...!!!

Mikleo yang sudah memperkirakan hal tersebut bisa ia lewati begitu mudahnya. Jiwa yang on-fire sudah membara dalam tubuhnya sejak ia melangkahkan kakinya ke lapangan. Dengan senyum seperti drakula ia membawa bola sambil melewati Yoichi. Dengan single spin, Yoichi dipermalukan begitu saja.

Apa??!! Single spin? Cepat sekali.

Setelah Yoichi dilewati, Nenma berlari ke tengah untuk mencoba menghentikan Mikleo. Seperti Yoichi, Nenma juga dipermalukan Mikleo dengan memantulkan bola menuju ke sela-sela kaki yang terbuka lebar atau ‘kena kolong’. Mikleo berlari ke sisi kanannya Nenma. Nenma hanya terdiam karena mati langka. Ikki beserta pemain cadangan di pinggir merasa senang dan merasakan sensasi permainan Mikleo secara tidak langsung. Pelatih Jun dan pemain cadangan Nankatsu juga agak cemas dengan bola yang dibawa Mikleo. Setelah Yoichi dan Nenma dilewati, Mikleo sudah masuk area medium shoot. Kenichi segera melangkah sedikit ke depan untuk menghentikan Mikleo. Tapi, Mikleo sudah melompat sebelum masuk ke lingkaran free throw. Banyak yang mengira bahwa ia akan melakukan slam dunk tetapi jaraknya masih jauh untuk melompat dan melakukan dunk.

Apa yang dilakukannya? Masih jauh jika ia ingin slam dunk... Ah, bodo amat. Aku harus menghentikannya...

Kenichi lalu melompat juga di posisinya berdiri setelah melangkah sedikit ke depan. Pertarungan udara pun terjadi. Penonton, pemain yang ada di lapangan, pemain cadangan dan dua pelatih tim melongo melihat pertarungan udara kedua pemain ‘tiang listrik’ ini. Tapi, yang paling mencengangkan adalah lompatan Mikleo yang super-duper tinggi daripada Kenichi. Kenichi sampai tidak menyangka dengan lompatan Mikleo yang tinggi dan belum sampai menyentuh tanah. Kenichi akan segera mendarat sedangkan Mikleo masih di atas angin.

Mu... Mustahil.... aku sebentar lagi akan mendarat.. tapi dia..? Jangan-jangan...... ini yang dinamakan Air Walk ?!...

Kenichi sampai terkejut dan tidak menyangka dengan pemandangan di depan matanya. Setelah itu, Mikleo segera melesatkan tembakan keras yang bisa mengguncang atmosfer di lapangan basket. Tama sudah tahu dengan lemparan ini karena ia sudah ‘mendapatkannya’ sekali. Kageyama juga sudah melihat lemparan tersebut.

“Saatnya Comet Blast-nya Mikleo!” Kata Kageyama dengan semangat.

Comet Blast ?!!” Kata Ikki dan pemain cadangan lainnya yang heran kecuali Tama.

Mikleo langsung melepaskan tembakan dan berseru “rasakan ini! COMET BLAST....!!! ” Setelah itu, bola yang melesat seperti mirip komet halley dengan buntut indahnya serta api-api yang menyala membuat BOOOOOOOMMM!!!!!... seisi indoor terguncang seperti merasakan bom atom yang menghancurkan satu wilayah. Masuknya bola ke ring Nankatsu yang melampaui batas ini sedikit memberikan shock therapy bagi Nankatsu. Kenichi yang mendarat dan terjatuh itu hanya terdiam sejenak. 2 poin keren dan menggelegar diraih Ishiyama melalui Mikleo.

“Bagus, Mikleo! Nice dunk!..” Pemain Ishiyama di bangku cadangan mulai berteriak gembira karena Mikleo. Mikleo kembali ke pertahanan Ishiyama.

“Sial! Si Bule itu kuat juga” Kata Kenichi yang menggerutu setelah gagal menghentikan Mikleo.

“Tenang, senpai. Ini masih awal. Kita masih punya waktu.” Jawab Yoichi sedikit menenangkan Kenichi.

“Huh.. Ya, Kau benar. Masih terlalu cepat untuk mengeluh. Ayo, Kita lawan mereka lagi!”

Pertandingan kembali dilanjutkan dengan penuh keseruan. Baik Nankatsu maupun Ishiyama tidak segan-segan untuk jual-beli serangan. Masing-masing dari mereka terus menerus mengumpulkan poin demi poin untuk menunjukkan keunggulan masing-masing. Nankatsu yang terus menunjukkan dedikasinya sebagai kerajaan keempat mengeluarkan seluruh kemampuan tim dan individu mereka. Sedangkan Ishiyama yang akan disebut-sebut sebagai “Kuda Hitam” mengeluarkan kemampuan terpendam mereka untuk memberi kejutan kepada Nankatsu. Quarter pertama selesai dengan skor 31-29. Nankatsu unggul sementara atas Ishiyama. Pemain Ishiyama sambil memulihkan tenaga dan minum, pemain Ishiyama kembali mengatur strategi untuk membalikkan keadaan.

“Teman-teman, kalian sudah melakukan serangan dan pertahanan yang bagus di quarter pertama ini. Tidak masalah jika kita kalah di putaran ini. Yang penting kita masih punya waktu untuk membalikkan keadaan” Kata Ikki yang berbicara dengan serius dan semangat kepada pemain Ishiyama.

“Sekarang, rencana apa yang akan pelatih siapkan?” Tanya Satoru.

“Kali ini, kecuali Mikleo aku akan menggantikan semua pemain. Saatnya Hinata bersaudara (Ryuji dan Ryuzaki), Kageyama dan Pratama.”

Tama yang namanya dipanggil pelatih untuk masuk di quarter kedua mulai merasa bersemangat. Badannya seperti merasakan panas yang membangkitkan gairah bermain.

“Saatnya aku akan memasukkan skuad junior andalan Ishiyama ke lapangan. Aku tahu kalian semua sudah tidak sabar ingin bermain. Apalagi bermain dengan satu tim seperti ini. Aku juga sudah paham permainan kalian saat kita melakukan latih tanding senior-junior beberapa hari yang lalu. Tunjukkan kepada mereka kemampuan terbaik kalian!” Kata Ikki panjang lebar menyemangati Tama, Mikleo, Kageyama dan Hinata bersaudara.

“Siap! Pelatih!”

***

Waktu istirahat telah usai, kedua tim masuk untuk melanjutkan quarter kedua. Tama yang sudah lapangan sudah menanti gilirannya bermain. Apalagi orang yang ia tunggu yaitu Shouta dengan nomor punggung 11 juga masuk ke lapangan. Walaupun dengan wajah melas, Tama sudah merasakan aura perjuangan dalam dirinya. Tama sampai tersenyum kecil karena hampir tidak bisa menahan rasa senangnya untuk melawan musuh di lapangan. Mikleo dan Kageyama sempat terheran melihat Tama yang kelihatan on-fire dari biasanya.

“Kageyama, itu si anak Indonesia kenapa senyum-senyum sendiri tuh?”

“Gak tau... mungkin ada rivalnya kali”

“Rival? Masa sih? Emang dia udah kenal salah satu dari pemain Nankatsu?”

“Nggak usah kepo soal itu? Fokus saja dengan jalannya pertandingan.”

Kageyama langsung berjalan ke posisi defense-nya di area 3 seconds. Bola dimulai dari Nankatsu, Nenma Ushiwaka mengumpan bola dari belakang garis di bawah ring Nankatsu kepada Hayato. Hayato kemudian membawa bola sambil berjalan cepat. Setelah masuk pertahanan Ishiyama. Hayato melihat rekan-rekannya di berbagai posisi untuk siap menyerang. Ishiyama tetap menggunakan formasi defense zone 2-3. Ryuji sudah fokus melihat pergerakan Hayato. Lalu, Hayato sempat melirik ke kanan. Ryuji juga menebak bahwa ia mencoba berlari ke sisi kanan Hayato. Ternyata benar, Hayato berlari ke kanan dengan diagonal. Ryuji membayangi Hayato. Sayangnya, satu hal yang tidak ia ketahui. Bruuuk...! Ryuji mendapatkan screen dari Aizawa.

Sialan... baru juga main udah kena screen aja. Awas kau ya!...

Hayato berlari ke kanan dengan drive pendek sampai ke ujung kanan lapangan. Ryuzaki mencoba menghalangi Hayato. Hayato tanpa pikir panjang langsung melesatkan passing cepat melewati telinga kanan Ryuzaki. Ryuzaki sempat kaget dengan umpannya yang terbilang sedikit berbahaya karena jika bergeser sedikit, kepala Ryuzaki akan terbentur bola basket dengan keras. Kenichi mendapatkan bola dengan sempurna dari Hayato.

Nice pass, Hayato!” Seru Kenichi.

Lihat selengkapnya