Quarter ke-3 belum berakhir. Masih ada waktu 2 menit bagi Ishiyama membalikkan keadaan. Saat ini, Ishiyama sedang berharap-harap cemas dengan Tama yang sekarang masuk zone. Shooting guard baru Ishiyama ini sedang bertarung one on one dengan Kenichi, Center Nankatsu. Namun, pertarungan antar zone listrik ini didominasi dengan skill individu yang mumpuni dari keduanya. Tama membawa bola dengan ‘gocekan’ seksinya yang seakan-akan sedang menari bersama bola basket. Kenichi pun membayangi pergerakan Tama seperti ular yang meliuk-liukkan badannya mengejar mangsanya yang gesit. Pertarungan ‘listrik vs listrik’ ini membuat penonton semakin bersorak. Kedua tim baik di lapangan maupun di bangku cadangan juga hanya terdiam tanpa kata melihat skill dewa antara Tama dengan Kenichi. Tama berlari sambil memainkan crossover dan maju ke depan sedangkan Kenichi dengan lincah walaupun badannya tinggi berusaha menutupi pergerakan Tama. Tama mengeluarkan between the legs dribble, back dribble sampai wind mill terhebatnya dikeluarkan terutama kepada Kenichi. Kenichi meski sedikit kewalahan tapi masih bisa mengimbangi kecepatan zone dari Tama. Sampai di area 3 seconds pertahanan Nankatsu, Tama melompat dan melakukan slam dunk. Kenichi juga melompat dan mencoba mem-block bola dari Tama. Tama yang di atas udara melakukan three sixty untuk menghindari block dari Kenichi. Setelah Tama berputar, Tama akan melakukan slam dunk. Tapi, Kenichi ternyata masih bisa gesit dan bergeser ke kanan menutupi slam dunk dari Tama. Bukan Pratama Budiman jika tidak cerdas dalam bermain basket. Ia akhirnya melakukan back shoot. Tangan kanan yang memegang bola ia lemparkan dari belakang ke atas menuju ke ring Nankatsu secara vertikal. Terlihat mustahil dan kemungkinan power-nya tidak tepat, tapi itu yang menjadi kelebihan Tama. Hal yang sulit seperti itu bisa ia lakukan. Bola yang sudah berada di atas tepat dengan lubang ring Nankatsu tidak dapat dihentikan Kenichi hingga akhirnya.... Pluuung!! Bola masuk dengan mulus ke ring Nankatsu.
***
Lalu, giliran Kenichi yang membawa bola dan membawa bola menuju ring Ishiyama. Tama membayangi Kenichi dengan kecepatan zone-nya yang sama cepatnya dengan Kenichi. Seperti yang dilakukan Tama. Kenichi juga melakukan crossover cepat dan sedikit wind mill untuk melewati Tama. Tama yang mengimbangi Kenichi sempat mengalami ankle break hingga Kenichi melewati Tama sesaat. Rekan-rekannya seperti Kazao dan Tobio juga mencoba menghadangnya. Sayangnya, Kenichi yang cepat seperti super hero The Flash melewati mereka berdua yang terlihat baginya bagaikan siput yang super lambat. Ia berlari zig-zag melewati Kazao dan Tobio. Lalu, ia berlari lurus sedikit dan melompat untuk slam dunk. Ketika tangannya yang memegang bola hampir menyentuh ring Ishiyama, PAAAK!!! Tama berhasil menyapu bola dari Kenichi. Bola yang tersapu itu didapat oleh Sorey. Tama yang sudah mendarat dari lompatannya langsung berlari secepat kilat hampir tak terlihat. Kenichi juga melakukan hal yang sama untuk mengejar Tama.
“TAMA!!!” Sorey melempar jauh ke depan menuju Tama. Tama yang mencoba meraih bola dengan melompat sedikt terdorong oleh Kenichi sehingga Tama sedikit terjatuh. Kenichi kembali mendapatkan bola di pertengahan lapangan. Ia kembali berlari lagi menyerang pertahanan Ishiyama. Baru beberapa langkah berlari, tiba-tiba...... FIIUUUH!! Bola hilang dari tangannya. Rupanya Matsunaga dengan misdirection-nya berhasil merebut bola tanpa dirasakan Kenichi, Tapi itu hanya sesaat, Matsunaga yang tenang dan tidak terlihat panik ini sempat dikejar kembali oleh Kenichi yang bisa merasakan hawa keberadaan Matsunaga. Ia membayangi Matsunaga dan mencoba merebut bola. Bruuuuk!! Kenichi sampai terkejut bahwa Tama berhasil melakukan screen kepada Kenichi. Ia tidak menyangka dengan tubuh Tama yang hanya 180 cm bisa menahan badan.
Kuat sekali badannya. Kenichi memang sedikit tersanjung dengan aksi Tama menahan lajunya. Tapi, ada yang lebih mencengangkan lagi. Ketika Kenichi melakukan pick and roll untuk meloloskan diri dari Tama, Kenichi dikejutkan kembali dengan ‘hilangnya’ Matsunaga di sekitar area medium shoot. Seharusnya Matsunaga sudah berada di depan ring untuk memasukkan bola ke dalamnya. Ternyata tidak, Matsunaga ‘menghilang’ dari pandangannya.
Haaah?! Dia menghilang? Kemana dia? Lagi-lagi Kenichi terkejut dengan Tama yang di sisi kirinya menghilang dari pandangannya. Kenichi semakin menggila setelah dua pemain Ishiyama ‘raib’ seperti ditelan bumi.
HAAAAH???!!!! Anak Indonesia itu hilang juga?! Datang sebuah laju bola yang melesat kencang melewati wajahnya dengan cepat. Wuuush!! Kenichi refleks memundurkan kepalanya. Kemudian, tanpa diduga-duga Tama sudah berdiri di luar area medium shoot. Ia berhasil menangkap bola. Lalu, ia melakukan vertical jump shoot untuk mencetak 3 poin.
AAARRRRGGGHH!! Dia sudah di luar lingkaran? Tidak mungkin. Kali ini, Kenichi mati langka. Walaupun dia masih di dalam zone, tapi dia benar-benar tidak bisa menggerakkan kakinya. Akhirnya, Tama yang ‘listriknya’ perlahan-lahan meningkat segera menembak bola menuju ring Nankatsu. Para pemain Nankatsu hanya bisa tercengang dengan penampilan Ishiyama yang semakin meningkat. Prook!! Bola masuk ke dalam ring Ishiyama. Tama berhasil mencetak 3 poin bagi Ishiyama. Para pemain Ishiyama mulai bersorak-sorai kepada Tama karena 3 poinnya. Tama segera balik badan dan kembali ke pertahanan Ishiyama. Baru beberapa langkah menuju ke pertahanan, Wuuuusshh!! Seseorang melewati dirinya dengan cepat. Mata Tama sempat melotot. Ternyata, Kenichi melewati dirinya lebih cepat dari sebelumnya. Sorey, Tobio dan Kazao yang belum sampai di pertahanan Ishiyama langsung dilewati Kenichi dengan cepat tanpa disadari mereka. Kenichi berlari sekencang-kencangnya sampai dekat dengan ring Ishiyama.
“Kalian 10 tahun terlalu cepat untuk mengalahkan kami!” Kenichi yang menggiring bola langsung direbut bolanya oleh Matsunaga dengan misdirection. Kenichi sempat menduga bahwa bolanya akan menghilang dari tangannya. Setelah itu, Kenichi yang sudah tidak terkejut lagi langsung putar balik dan melangkah dengan cepat untuk merebut bolanya.
“Aku melihatmu, hantu!” Baaak!! Kenichi mengetahui hawa keberadaan Matsunaga. Ia berhasil mengambil kembali bola dari Matsunaga. Matsunaga terkejut karena Kenichi berhasil mengambil bola darinya.
“Tidak mungkin?” Kata Kyo.
“Dia bisa merebut bola dari Matsunaga?” Tambah Minamoto yang terkejut melihat hal itu.
“Hentikan dia!!” Ikki berteriak di pinggir lapangan meminta pemain Ishiyama yang lain menghentikan Kenichi.
Kazao, Tobio dan Sorey mencoba menghentikan Kenichi. Tapi, apa daya mereka? Kenichi yang ‘listriknya’ meningkat lebih tinggi dengan mudahnya melewati mereka bertiga seperti tidak ada halangan apapun di sekitarnya.
Mustahil kita bisa melewatinya. Gumam Sorey dalam hati.
Kali ini dia akan menambah poin lagi. Gumam Tobio dalam hati.
Ah, tidak!! Gumam Kazao dengan singkat.
Kenichi melompat tinggi dan segera melakukan slam dunk. Paaak!! Sayangnya masih belum berjalan mulus. Tama masih bisa menahan bola dari Kenichi. Mereka sedikit bertarung di udara untuk menentukan apakah Kenichi bisa memasukkan bola atau digagalkan lagi oleh Tama.
Aaaaaaah... kekuatannya malah meningkat lagi. Mampus Gue, tangan Gue udah gak kuat lagi nih. Tama kali ini merasakan tangannya sudah tidak kuat lagi hingga akhirnya tangannya terhempas karena tidak bisa menghentikan dunk dari Kenichi. BAAAAMMM!! Kenichi berhasil mencetak 2 angka lagi ke ring Ishiyama.
“BAGUS, KENICHI-SENPAI!!!”
“Yeah, Keren banget!”
“Itu baru Center terbaik kita!” Pemain-pemain Nankatsu di pinggir lapangan bersorak gembira bahkan sampai ada yang berteriak keras kepada Kenichi.
Aku sedikit khawatir dengan semangat Kenichi. Di latih tanding seperti ini dia sedikit ambisius. Seharusnya, ini tidak akan terjadi. Tapi, di satu sisi. Aku akhirnya mengetahui lebih awal kemampuan sesungguhnya anak Indonesia bernama Pratama itu. Sejujurnya, aku sudah memprediksikan hal yang lebih buruk lagi bagi tim ini. Tapi, aku belum tahu apa itu? Yang jelas, pemain bule bernama Mikleo itu akan menghebohkan lapangan di quarter terakhir. Pelatih Jun sampai panjang lebar berkata dalam hati mengenai prediksinya tersebut.
“Tama, Kamu gak apa-apa?” Tanya Kazao kepada Tama.
“Gak apa-apa. Santai aja.” Jawab Tama.
“Sekarang bagaimana? Kenichi sudah bisa mengatasi misdirection-nya Matsunaga.” Kata Sorey.
“Dia membuat jarak lagi kepada kita.” Tambah Tobio.
“Tama, apa yang sedang kau pikirkan?” Matsunaga bertanya kepada Tama.
“Hmm.... Kazao. Berikan bolanya kepadaku! Untuk masalah pemain yang masuk zone, tolong serahkan kepadaku! Lagipula aku juga masih dalam kondisi zone.”
“Hey, ini bukan masalah zone atau tidaknya. Tapi masalahnya aku tidak mengerti maksud dari rencanamu ini.” Kazao kembali berkata kepada Tama.
Tama yang melihat Mikleo di pinggir lapangan berkata “Aku sedang menunggu Mikleo untuk mengeluarkan ‘apinya’.“
“Haah? Apinya Mikleo? Emang dia bisa mengeluarkan api?” Sorey tidak paham maksud dari Tama. Tobio yang sempat berpikir sedikit mulai paham maksudnya Tama.
Oh, jadi dia ingin Mikleo masuk zone sepertinya? Pantas saja dia meminta Mikleo untuk diistirahatkan. Zone bisa menguras tenaga bagi pemain. Untuk bisa masuk zone, staminanya harus dipulihkan terlebih dahulu. Aku paham sekarang.
“Oke, kita serahkan Kenichi kepada Tama. Jujur, aku sedikit malu karena sebagai Center aku belum mampu melawan Kenichi. Tapi, aku juga tidak ingin tim kita menjadi bahan cemoohan orang-orang disini. Aku akan memberi kesempatan kepada di sisa waktu satu menit ini kepada Tama.” Kata Tobio yang berlaku keren di depan adik-adik kelasnya.
Sorey melakukan throw in kepada Kazao. Lalu, Kazao memberikan umpan kepada Tama yang berdiri di lingkaran free throw Ishiyama. Kenichi dari pertahanan Nankatsu merasakan ‘listrik’ Tama yang meningkat lebih tinggi dari sebelumnya. Lalu, Tama dari posisi tersebut melakukan ancang-ancang shoot. Kenichi mulai melotot, lalu ia melesat seperti pesawat jet menghampiri Tama. Kenichi sudah sampai di hadapan Tama dengan kecepatan kilat. Pemain Ishiyama di lapangan sampai kaget karena Kenichi tiba-tiba bisa sampai begitu saja dan sudah dalam keadaan bersiap merebut bola. Tama yang tahu kedatangan Kenichi melakukan fake. Dia menurunkan bola dan memantulkan bola ke kanan menghindari Kenichi. Setelah itu. Ia sedikit berlari ke depan namun agak lambat laju larinya.
Larinya kenapa melambat? Mau meremehkanku ya? Kenichi berbalik arah dan menghadang Tama. Syuut!! Dia sudah berada di samping kiri Tama sedikit dekat.
“Kenichi! Jangan!” Hayato tiba-tiba berteriak kepada Kenichi namun terlambat satu detik. Kenichi yang sudah di posisi menghadang masuk jebakan Tama. Tama yang sempat memantulkan bola tiba menangkap bola dan mundur ke belakang. Ia melakukan barrier jump, step back kecepatan tinggi seperti perfect dodge (menghindar sempurna) petinju dari pukulan lawannya. Kenichi yang terkejut sampai terkena ankle break. Decitan sepatunya yang tergelincir terdengar keras. Setelah menipu Kenichi, Tama melakukan jump shoot dari jarak jauh. Jarak dari area medium shoot Ishiyama sampai ke ring Nankatsu. Syuuuuung!!! Bola melambung vertikal dengan cepat melaju menuju ring Nankatsu. Bagaikan adanya efek buntut berwarna biru pada laju bola yang vertikal itu menambah suasana menggigit di lapangan sampai akhirnya..... prooook!! Mulusnya bola basket masuk ke dalam ring Nankatsu menambah poin sebanyak 3 poin bagi Ishiyama. Penonton mulai bergemuruh melihat tembakan Tama yang disebut Magic ball itu.
“Ayo! Saatnya serius! Lawan aku di sisa waktu kurang dari satu menit ini.!” Kata Tama kepada Kenichi. Kenichi berdiri, lalu berkata “Jangan meremehkanku! Aku tidak akan mungkin kalah melawanmu.” Jawab Kenichi.
“Di quarter terakhir, akan ada kejutan untukmu dan tim Nankatsu. Bersiaplah!” Tama kembali ke pertahanan Ishiyama. Kenichi sempat bingung dengan perkataan Tama masalah kejutan yang ia bilang. Tapi, karena ia tidak terlalu mempedulikan perkataan itu ia kembali ke posisinya.”
Selama kurang dari satu menit, Tama dan Kenichi bertarung satu sama lain untuk saling memasukkan bola ke dalam ring. Namun, selama itu. Banyak bola yang tidak masuk karena keduanya sama-sama kuat. Tama yang ingin melakukan slam dunk, lay-up dan shooting 3 point terus saja digagalkan Kenichi. Sebaliknya, Kenichi yang terus-terusan melakukan slam dunk dan sempat melakukan hook shot dan medium shoot digagalkan oleh Tama dengan sapuan bersih. Keduanya juga sempat melakukan pelanggaran. Tama melakukan 2 kali pelanggaran, pushing foul dan blocking foul. Sedangkan, Kenichi melakukan 1 kali pelanggaran, defensive foul. Selain itu, Kenichi sempat mendapatkan pelanggaran 8 seconds violation (tidak berpindah ke pertahanan lawan selama 8 detik). Dalam waktu yang sedikit itu, akhirnya Tama berhasil mencetak angka 3 poin bagi Ishiyama dengan magic ball miliknya. Yaitu lemparan yang ia lakukan saat membalas magic ball Shouta di quarter kedua. Setelah itu, wasit meniupkan pluit dan quarter ke-3 telah berakhir.
***
“Kenichi! Apa yang kau lakukan?!” Pelatih Jun sedikit kesal dengan Kenichi yang bermain dengan ambisius dan tidak dapat menahan dirinya terhadap zone. Kenichi hanya terdiam dan tidak merespon apa-apa.
“Hey, Kenichi! Pelatih berbicara padamu.” Aizawa ikut berbicara kepada Kenichi.
“Pelatih, sepertinya dia masih masuk zone. Kenichi-senpai akan sulit diajak bicara jika masuk zone.” Hayato berbicara kepada pelatih Jun.
Sudah kuduga. Anak ini akan sulit diajak bicara jika kondisinya begini. Aku yakin dia akan tahu akibatnya jika dia seperti ini. Tapi, sudahlah. Sepertinya aku biarkan saja dia seperti ini sampai akhir pertandingan. Pelatih Jun akhirnya hanya pasrah dengan keadaan Kenichi.
“Oke, di quarter terakhir ini aku minta kerahkan semua kemampuan kalian. Apapun hasilnya, kita harus terima. Lagipula, Ishiyama sekarang sudah punya pemain-pemain yang mendekati kelas profesional. Waspadai si anak Indonesia itu! Dia masih dalam keadaan zone. Aku tidak peduli bagaimana caranya dia harus dihentikan. Hayato, Goro, Daiki, Nenma! Bantu Kenichi! Walaupun dia masuk zone, tapi zone ada batas waktunya.”
“SIAP!!”
“Baiklah! Hajar mereka semua!”
***
“Tama, kamu masih kuat bermain?” Kata Ikki yang sedikit cemas.
“Aku masih punya tenaga untuk di quarter akhir.”
“Zone-mu?”
“Masih ada. Tapi aku tidak punya banyak waktu lagi. Zone-ku hampir mencapai batas waktu.”
“Pelatih Ikki!” Mikleo bangkit dari tempat duduknya. “Tolong masukkan aku ke lapangan!” Ikki dan pemain Ishiyama lainnya merasakan aura berwarna merah serta ‘api’ yang menyala dari tubuh Mikleo. Tama pun sedikit tersenyum bahwa Mikleo sudah siap masuk zone.