Batak Pride

Senna Simbolon
Chapter #9

Visiting

-Bagaimana mungkin ia mampu mempertahankan kewarasan, sementara semua orang sedang menuntutnya merubah pilihan hidup-


[Kediaman keluarga bapak Chemie Hutabarat]

Maruba berjalan dengan sangat santai mengelilingi ruang tamu. Hampir semua benda mendapat sentuhan dan perhatian. Ini bukan kali pertama, tapi ia selalu saja mengindahkan setiap perubahan posisi, meski hanya satu senti. Pada salah satu sisi tembok ada foto berukuran 75x100 cm yang membuat pupil mata membesar. Itu adalah satu-satunya yang terbesar di ruangan. Tampaknya benda tersebut akan mencuri perhatian Maruba cukup lama.

Maruba terpaku memperhatikan sosok berambut keriting yang berada dalam foto. Tanpa sadar, ia telah mengikuti pose gadis cilik dengan penuh keseriusan. Bibir tersenyum manis, mata memandang langit-langit, tangan kiri menopang siku kanan yang sedang memegangi dagu dengan sangat estetik. Sepertinya suasana ceria dalam gambar telah merambat ke jiwa penatap.

Seorang perempuan berambut hitam keriting dengan model cepolan datang dari arah dapur dengan sebuah baki berisi segelas teh hangat. Minuman diletakkan di atas meja kayu sederhana dengan lapisan kaca yang menutupi permukaan. Meski benturan gelas menghasilkan bunyi kecil, Maruba masih belum menyadari kedatangan perempuan berkulit sawo matang. Perabotan yang digunakan mengangkut sajian didekap ke dada sambil melihat tamunya yang belum berubah pandang.

“Kalau rindu, ke kamarnya aja! Mumpung Eda1 lagi datang,” saran perempuan itu dengan senyuman.

“Ini foto pas kapan?” Bukannya merespons saran, malah memberi pertanyaan yang tidak bersangkutan.

Masih dengan dekapan baki di dada, perempuan itu mengusap rok bagian belakang agar mempermudahnya mengambil posisi duduk di sofa yang tergolong biasa saja. Kalau dari wajah, Maruba akan terlihat lebih muda. Namun kalau melihat tahun kelahiran, maka umur adik iparlah yang di bawah Maruba empat tahun. Maruba masih saja dalam sikap berdiri sambil menantikan jawaban.

“Itu waktu Chemie ulang tahun yang kelima. Bapaknya pengen kali foto Chemie dipajang besar-besar. Katanya, supaya bisa dikenang kalau nanti dia udah besar.” Ternyata sudah sangat lama Maruba tidak mengunjungi tempat ini, bahkan penambahan usia salah satu penghuni tidak lagi dihadiri. “Tehnya udah mulai dingin, diminum dulu!” Sepertinya ibu satu anak ini suka sekali memberi tawaran.

Maruba membalikkan badan dengan cepat, berjalan mendekati sofa, mengambil posisi duduk bersila dan mengangkat gelas untuk menyeruput teh kesukaannya. Ia hanyut sejenak dengan rasa yang ada, tak pernah mengecewakan. Selalu memberikan yang serupa dengan yang disuka.

“Nggak usah distok lagi Bunga Telangnya!” pintah Maruba setelah meletakkan gelas berisi cairan ungu. “Yang suka varian inikan cuma aku doang.”

“Nggak apa-apa Eda, lagian Itomu udah mulai suka juga. Aku sama Chemie juga jadi ikut-ikutan mulai suka ngeteh kayak keluarga orang Eda.” Pernyataannya begitu tulus, nada suara begitu merdu.

Tiba-tiba suara klakson sepeda motor menarik perhatian mereka yang tadinya asyik berbincang.

“Itu pasti Pak Chemie!” ucapnya pada kakak ipar.

Kaki beranjak membukakan pintu. Ia kenal betul suara kendaraan yang telah menemani mereka selama enam tahun menikah, bahkan benda butut itu sudah ada sejak mereka masih berpacaran.

Setelah akses masuk sudah dibuka, sepeda motor melaju dengan sangat hati-hati dan menyisakan jejak roda yang terkena kotoran dari luar. Dengan sigap, sebuah kain pel yang tadi berada di teras digunakan untuk menyapu debu. Lelaki tampan berkulit putih belum juga menyadari ada orang lain di rumahnya. Ia masih sibuk mengatur posisi sepeda motor agar menyisakan ruang untuk lalu lalang.

Rumah ini memang tidak terlalu besar, hanya berukuran 8 x 6 meter, dengan teras mini, satu kamar utama, satu kamar kecil untuk anak, toilet yang berdampingan dengan dapur dan ruang tamu yang tidak terlalu besar. Untung saja penataan dari ibu rumah tangga mampu membuat bangunan ini layak huni.

“Kok tumben lama kali kau pulang Pak Chemie?” tanya si istri setelah menyingkirkan alat pembersih lantai yang tadi dipakai.

Lihat selengkapnya