Batu Guru

Muram Batu
Chapter #15

Mereka yang Mereka

Mereka mereka-reka, menduga-duga, mengira, dan menebak isi kepala bupati. Sang bupati tampak sangat santai, seperti tidak ada masalah, seakan pertemuan itu sebatas kunjungan biasa saja. Amang Valdes, Inang Mery dan seniornya, serta abangnya Nadia pun memilih untuk tidak memulai kata.

Bupati malah bicara soal ada investor yang mau bekerja sama dengan pemerintah kabupaten untuk membuka restoran masakan Padang di Samosir. Bukan restoran atau rumah makan biasa -- mengambil dua pintu rumah toko -- tapi rencananya akan memakai lahan yang lumayan luas. Bersih dan rapi, lengkap dengan musala dan toilet yang nyaman. Para pemasaknya pun akan didatangkan langsung dari Sumatra Barat. Ini untuk menambah jumlah rumah makan Padang di Samosir.

Adalah kenyataan banyak pelancong yang datang ke Pulau Samosir adalah Muslim. Memang rumah makan halal sudah banyak, tapi restoran yang akan dibangun ini lebih mengarah ke prestise. Sebagai daerah tujuan wisata, Samosir harus memberi pelayanan yang baik. Dan, bupati sangat yakin restoran itu akan laris, sistem bagi hasil dengan investor pun bisa menyumbang pendapatan asli daerah. Karena itu, di lingkungan restoran itu nanti tidak ada anjing yang berkeliaran.

"Kalau ada anjing, mereka kan segan makan," kata bupati sambil tertawa.

Abangnya Nadia tertawa. Inang Mery dan seniornya tersenyum. Amang Valdes tidak, dia diam, dan mulai duduk tegak. Dia merasa bupati itu pintar. Cerita soal rumah makan Padang, investor, dan anjing pasti menyiratkan sesuatu.

Baru Amang Valdes akan bicara, pelayan masuk membawa empat gelas kopi panas.

"Ayo, silakan minum, saya sudah. Hari ini malah sudah empat gelas," kata sang bupati.

"Pak Bupati ...."

"Minum dulu, biar badan hangat," ujar bupati memotong ucapan Amang Valdes.

Bupati tersenyum melihat empat tamunya meneguk minumam hitam yang manis dan masih berasap itu. Hawa dingin saat malam di daratan yang ada di atas Danau Toba tersebut tentu membuat suhu badan turun, minuman panas pun bisa serasa hangat.

"Pak Bupati, soal anak-anak itu ...."

"Saya tahu," ucap bupati, kali ini memotong perkataan seniornya Inang Mery.

Lihat selengkapnya