Batu Loncatan

Nurmalita Rizki Anindya
Chapter #5

Bab 5

Hingga saat itu datang orang baru dikehidupanku, perkenalan pertama kami saat dulu kegiatan Bela Negara dan kebetulan dia juga ikut, semuanya berlanjut sampai kegiatan selesai, dia banyak memberi perhatian kepadaku bahkan tak jarang dia kerumahku untuk membawakan sesuatu, dia juga mengetahui keadannku yang sering kerasukan dan tidak seperti orang biasanya, tanpa aku sadari ternyata dia menyukaiku, dia mengungkapkannya lewat pesan WA.

“Kita kan sudah cukup lama kenal,dan aku rasa kita juga sudah cukup dekat, bagimana kalau kita jadian?” pesan singkat yang dia kirimkan padaku.

“Maaf,tapi aku masih mempunyai pacar, dan sekarang kami sedang LDR, aku tidak mau menghianati pacarku, maaf ya aku ngga bisa nerima kamu!” jawabku tegas.

“Oh yaudah gapapa kalau gitu, yang penting kita masih tetap berteman ya.” Ucapnya.

“Iya pasti kok.” Jawabku singkat.

Meski tetap saja dia sangat perhatian dan sayang kepadaku tetapi aku tetap setia dengan pacarku, dan aku tetap tidak mau menghianati pacarku, bisa saja aku selingkuh karena aku dan pacarku sedang LDR, tapi kembali lagi pada rasa setiaku. Walau aku sudah menolak tetapi karena memang dia benar menyayangiku dan tentunya dia baik akhirnya kami masih tetap berteman baik, perhatian-perhatian kecil yang ia sering berikan juga tidak pernah hilang.

Pacarku yang makin hari makin dingin sikapnya membuatku terus mengalah dan aku sadar mungkin dia terlalu lelah bekerja, aku merasa hubunganku seperti digantung, tapi aku tidak mau putus karena aku membayangkan apakah aku bisa mencintai orang lain selain dia, betapa bucinnya aku dulu. Lagi-lagi ada dia orang yang selalu perhatian denganku,selalu mendengarkan curhat dan keluh kesahku,dia selalu suport aku bahkan dia juga memintaku untuk tetap mempertahankan hubunganku dengan pacarku.

“Jangan mudah menyerah, kalau kamu memang sayang padanya ya pertahankan,toh dia juga masih setia padamu,sikap dingin itu wajar karena mungkin dia lelah atau sedang ada masalah dirumah atau ditempatnya bekerja.” Ucapnya yang membuatku semakin yakin.

“Iya juga si, tapi sikapnya yang dingin dan cuek itu seperti memberi kode kalau dia sudah tidak suka padaku.” Jawabku. 

“Aku kan sudah bilang mungkin saja dia kelelahan hingga membuat dia terkesan cuek dan dingin sama kamu.” Ucapnya dengan yakin.

“Iya kali ya, yaudah sekarang aku lebih tenang aja, yang penting positif thinking.” Kataku dengan tenang dan yakin.

  Tapi semuanya berubah ketika aku tau bahwa pacarku ternyata selingkuh dengan mantanya dan hubungan mereka pun sudah lama, aku sangat kecewa dan patah, tetapi aku memilih untuk tetap tidak putus, aku menceritakan semua ini pada dia orang yang selalu menungguku, awalnya dia memintaku untuk bertahan tapi ketika dia tau kalau aku diselingkuhi dia bersikeras menyuruhku putus,dan sedikit memberi pesan kepadaku untuk apa aku mempertahankan lelaki yang tidak tau diri, disini sudah setia eh disana malah mendua.

“Apa yang aku takutkan selama ini telah terjadi, aku memang takut sikapnya yang dingin itu bisa jadi karena dia sudah tidak menyukaimu lagi, tapi aku tidak tega mengucapkannya, sekarang apa yang akan kamu pertimbangkan lagi, untuk apa kamu mempertahankan lelaki yang sudah menghianatimu!” ucapnya dengan tegas.

“Jadi menurutmu apakah aku harus putus dengannya?” tanyaku padanya.

“Tentu, untuk apa kamu masih bertahan dengan lelaki yang sudah menghianatimu.” Jawabnya.

Aku masih terus mempertimbangakan sarannya, hingga yang lebih parah pacarku tidak memeberitahuku ketika dia sudah pulang dari perantauan,parah banget kannn dia gunain waktunya untuk jalan dengan mantannya yang bahkan tidak sekali.

“Maaf kak, apakah kamu sudah pulang dari perantauan?” pesanku dengan berani

“Oh iya maaf aku belum sempat bilang kalau aku sudah dirumah.” Jawabnya seakan tidak bersalah.

“Oh iya gapapa kok, gimana kamu sehat kan?” tanyaku padanya.

“Iya aku sehat kamu tidak perlu khawatir.” Jawabnya cuek.

“Lalu kapan akan kerumah?” tanyaku lagi.

“Nanti ya kalau sudah ada waktu luang.” Jawabnya 

“Baik kalau gitu,aku tunggu.” Balasku.

Semuanya ku ceritakan pada teman-teman dan seorang yang selalu perhatian denganku, aku tidak berani cerita kepada mama atau kakakku kalau aku sudah diselingkuhi, tetapi teman-temanku terus menyuruhku putus dengan pria jahat itu.

“Ayolah, apa yang perlu kamu khwatirkan, kamu itu terlalu baik untuk mempertahankan pria jahat itu.” Ucap teman-temanku dengan nada memaksa.

“Tapi aku masih suka dengannya.” Jawabku.

“Aku yakin pasti kamu itu udah ngga suka sama dia, hanya saja kamu takut kehilangan dia.” Kata salah satu temanku.

Lihat selengkapnya