Bawa Aku Pulang

Sarah Teplaka
Chapter #1

Hasrat Terpendam #1

Setelah tiga tahun penuh gejolak—dipecat dari sekolah dan kemudian pandemi melanda—Puri akhirnya menemukan secercah cahaya di ujung terowongan. 

Malam itu Puri merasa jantungnya berdebar kencang, ia tak mengerti apa yang tengah ia hadapi saat ini. Tangan Puri mendadak gemetar namun bisikan ditelinga begitu jelas terdengar. Tak mengerti apa yang tengah ia pikirkan saat ini, langsung saja disambarnya ponsel miliknya itu lalu membuka email yang hampir dua minggu ini terlupakan. 

Mata Puri berkaca-kaca berita itu membuat dirinya berada dalam luapan kebahagian tanpa ujung. Email balasan dari sekolah yang ia lamar membuat dirinya melonjak kegirangan. Ia bergegas berlari menuju ke depan rumahnya untuk memberi tahu suaminya, Arya. 

“Sayang, jangan pergi dulu,” teriak Puri dengan napas tersengal.

Arya memegang pintu mobil dengan erat dan dahi yang berkerut melihat tingkah istrinya yang tak seperti biasanya itu, “kenapa?”

Ekspresi wajah mereka berdua sangat bertolak belakang, Puri yang tengah tenggelam dalam lautan kebahagian sedangankan Arya masih dalam kebingungan dengan tingkah pola Puri yang tak seperti biasa. Puri segera menunjukkan ponselnya ke arah wajah Arya. Mata sipit Arya segera bergerak dengan cepat membaca isi email itu. Namun seperti biasa bukan Arya namanya, tuan tanpa ekspresi itu hanya mengucapkan kata, “Ok.”

“Aku dapat panggilan interview, sayangku,” ucap Puri lagi seraya menatap layar ponselnya tak percaya, “aku mesti siap-siap ini soalnya nanti bakalan panjang testnya ini.”

Arya hanya menganggukkan kepalanya saja, menanggapi celotehan Puri yang tak ada habisnya itu. Puri mendekap ponselnya erat. Ia akhinya mendapatkan panggilan kerja setelah beberapa kali mendaftar ke berbagai sekolah, usaha ini membuahkan hasil manis. Arya segera masuk ke dalam mobil karena ia ingin melanjutkan pekerjaan sampingannya: sebagai supir online. 

Puri tak lagi bekerja sehingga Arya harus kerja ekstra namun demikian Puri tak tinggal diam, ia juga membuka tempat les di rumahnya walau demikian pemasukan tak sebesar saat ia bekerja sebagai seorang guru di sebuah sekolah.

Lihat selengkapnya