Malam itu, kota tampak gemerlap dengan cahaya lampu-lampu jalanan. Aditya melangkah keluar dari kantornya dengan perasaan campur aduk. Pertengkarannya dengan Sinta masih tergiang di kepalanya, tetapi pesona Laras terus memanggilnya, seakan memberinya pelarian dari kenyataan yang membebani.
Aditya mengendarai mobilnya menuju restoran mewah di pusat kota, tempat dia dan Laras berjanji untuk bertemu. Setibanya di sana, dia melihat Laras duduk di salah satu meja sudut, menatapnya dengan senyuman yang menggetarkan hati. Dengan gaun merah elegan dan rambut yang terurai, Laras tampak begitu memukau.
"Selamat malam, Aditya," sapa Laras sambil berdiri dan memberikan pelukan hangat.
"Selamat malam, Laras," jawab Aditya sambil membalas pelukan tersebut. "Maaf, aku sedikit terlambat."
"Tidak apa-apa. Aku senang kamu datang," jawab Laras sambil menatapnya dengan mata berbinar.
Mereka duduk dan mulai memesan makanan. Percakapan mereka mengalir dengan mudah, membahas berbagai hal dari pekerjaan hingga mimpi-mimpi pribadi. Aditya merasa nyaman berada di dekat Laras, seolah-olah dia bisa melupakan semua masalahnya untuk sementara waktu.