Sinta masih berusaha mencerna semua yang telah terjadi. Meskipun Aditya telah terbuka tentang masa lalunya, luka di hati Sinta belum sepenuhnya sembuh. Setiap kali dia melihat Aditya, bayang-bayang perselingkuhan dan rahasia masa lalu itu masih menghantui pikirannya. Namun, Sinta tahu bahwa dia harus terus maju dan mencari cara untuk menghadapi rasa sakitnya.
Suatu hari, saat Sinta sedang berada di sebuah kafe, dia bertemu dengan Laras. Pertemuan itu tidak direncanakan dan membuat Sinta merasa sangat gugup. Namun, dia tahu bahwa ini adalah kesempatan untuk mencari jawaban dan kejelasan.
"Laras," panggil Sinta dengan suara tegas, meskipun hatinya berdebar kencang. "Aku ingin berbicara denganmu. Kita perlu bicara tentang Aditya dan semua yang telah terjadi."
Laras terlihat sedikit terkejut, tetapi dia mengangguk dan mengajak Sinta duduk di meja yang lebih tenang. "Sinta, aku mengerti bahwa kamu marah dan terluka. Aku benar-benar minta maaf atas apa yang telah terjadi."
Sinta menatap Laras dengan tajam. "Kenapa, Laras? Kenapa kamu harus masuk ke dalam hidup kami dan merusak pernikahan kami? Apakah kamu tahu betapa sakitnya perasaan ini?"