Bayang-bayang Kematian di Kursi Nomor Satu

Shabrina Farha Nisa
Chapter #11

Rahasia di Balik Dinding Istana

Hari yang Sama dan Beberapa Hari Berikutnya

Apartemen Zidan, Istana Negara dan Persembunyian Nisa

Perjalanan kembali ke Istana Negara terasa seperti melintasi dimensi lain. Reza Satria, Angel Marina, dan Sarah Wijaya duduk membisu di dalam mobil kepresidenan yang melaju cepat, masing-masing tenggelam dalam kengerian dan kebingungan atas apa yang baru saja mereka saksikan. Mayat Zidan Hidayat. Dan Nisa Farha, Presiden Republik Indonesia, ada di sana, lalu kabur seperti bayangan.

"Kita ... kita gak bisa bilang siapa-siapa soal Nisa ada di sana tadi," suara Reza memecah keheningan pertama kali, serak dan penuh tekanan. Ia menatap Angel lewat spion tengah. "Kamu tahu apa yang akan terjadi kalau ini bocor, kan?"

Angel mengangguk kaku, wajahnya masih pucat pasi. "Hancur, Pak Reza. Semuanya akan hancur. Ibu Presiden akan langsung dituduh ..." Ia tak sanggup melanjutkan.

"Ya Tuhan, Nisa..." isak Sarah dari jok belakang, bahunya berguncang. "Dia pasti sangat ketakutan! Dia pasti merasa dijebak! Kita harus bagaimana, Mas Reza? Kita harus menolong Nisa!" Suaranya terdengar begitu tulus, penuh kepanikan dan kekhawatiran seorang sahabat sejati.

Reza menarik napas panjang, mencoba mengendalikan gejolak di dalam dadanya. Kekhawatiran akan keselamatan Nisa bercampur dengan kebingungan atas tindakan istrinya kabur. Tapi satu hal yang pasti, ia harus melindungi Nisa. "Kita akan tolong Nisa, Sarah," ujarnya, mencoba terdengar tenang. "Tapi pertama-tama, kita harus mengendalikan situasi ini. Kita tidak boleh panik."

Setibanya di Istana, Reza langsung bergerak cepat. Ia menghubungi Anton Prasetya melalui jalur aman, memberitahu tentang penemuan mayat Zidan (tanpa menyebut Nisa), meminta Anton menghubungi Kapolri secara rahasia untuk penanganan TKP yang sangat tertutup dan sensitif. Ia juga meminta Anton mengerahkan tim keamanan internal untuk memulai pencarian Nisa diam-diam, dengan asumsi Nisa mungkin hanya bersembunyi di suatu tempat karena syok berat.

Lihat selengkapnya