Bayang-bayang Kematian di Kursi Nomor Satu

Shabrina Farha Nisa
Chapter #20

Rencana Kemunculan Kembali

Memasuki Minggu Kelima Sejak Nisa “Sakit”

Persembunyian Nisa dan Istana Negara

Di rumah kontrakan Senen yang pengap, secercah cahaya mulai menerobos masuk, bukan dari celah jendela yang selalu tertutup rapat, tapi dari layar laptop tua yang menjadi satu-satunya jendela Nisa Farha menuju dunia luar dan harapan. Komunikasi rahasia antara Nisa dan Angel Marina melalui jalur terenkripsi mereka kini berjalan intensif selama hampir dua minggu. Setiap malam, setelah memastikan tak ada yang mengawasi, Nisa bertukar data, analisis, dan instruksi dengan asisten kepercayaannya itu.

Investigasi diam-diam mereka mulai membuahkan hasil, meskipun baru berupa potongan-potongan puzzle yang belum membentuk gambaran utuh. Angel, dengan akses dan keahliannya, berhasil mendapatkan beberapa temuan awal yang signifikan:

* Analisis Video: Tim siber independen (yang dihubungi Angel secara anonim melalui pihak ketiga) memberikan laporan awal yang mengindikasikan adanya marker anomali digital dalam beberapa frame video skandal Nisa-Zidan, memperkuat dugaan rekayasa deepfake, meskipun pembuktian forensik penuh masih membutuhkan waktu dan akses ke file asli yang sulit didapatkan.

* Jejak Zidan: Penelusuran latar belakang Zidan menemukan fakta bahwa beberapa minggu sebelum kematiannya, Zidan sempat beberapa kali dihubungi oleh nomor tak dikenal dan terlihat bertemu dengan orang-orang mencurigakan (berdasarkan penelusuran CCTV publik di sekitar kantornya yang berhasil didapatkan Angel dengan susah payah). Ia juga diketahui sempat mengeluhkan adanya 'tekanan' pada salah satu mantan rekan kerjanya, meskipun tidak merinci.

* Kejanggalan di TKP: Nisa, dengan ingatan fotografisnya, berhasil mengingat beberapa detail kecil di apartemen Zidan yang terasa tidak pas—posisi beberapa benda, jenis minuman di meja—yang setelah dicek silang oleh Angel dengan laporan awal (yang sangat minim dari polisi) atau denah apartemen, menunjukkan kemungkinan adanya orang lain di sana sebelum atau sesudah pembunuhan terjadi, yang mungkin luput dari perhatian penyidik awal.

* Alibi Sarah?: Ini yang paling sensitif. Angel, atas permintaan Nisa, mencoba melacak alibi Sarah pada hari-hari sekitar perkiraan waktu kematian Zidan (sehari sebelum Nisa ke sana). Secara umum, alibi Sarah tampak solid—jadwal butiknya, pertemuan dengan klien. Namun, Angel menemukan satu 'jendela waktu' singkat sekitar sore hari sebelum penemuan mayat Zidan di mana keberadaan Sarah tidak bisa terkonfirmasi dengan pasti oleh siapapun. Ini masih sangat lemah, hanya sebuah kebetulan mungkin, tapi cukup untuk membuat Nisa dan Angel semakin waspada, meskipun mereka sepakat untuk tidak gegabah menuduh tanpa bukti kuat.

"Bukti-bukti ini memang belum cukup untuk menyeret siapapun ke pengadilan, Bu," tulis Angel dalam pesan terenkripsinya. "Tapi ini sudah cukup untuk menunjukkan adanya konspirasi dan kejanggalan serius di balik semua tuduhan terhadap Ibu dan kasus Zidan. Ini bisa menjadi amunisi awal kita untuk melawan balik narasi negatif di publik."

Lihat selengkapnya