Beberapa Hari Setelah Nisa Kembali Muncul
Istana Negara dan Lokasi Aman Nisa
Kemunculan kembali Presiden Nisa Farha dalam pidato kenegaraan yang emosional dan tegas beberapa hari lalu berhasil mengguncang panggung politik nasional. Meskipun tidak semua keraguan publik sirna seketika, pidatonya yang kuat, bantahannya yang lugas atas skandal video (dengan sedikit hint adanya bukti rekayasa), dan komitmennya untuk membela Alex sambil tetap menjalankan tugas negara berhasil membangkitkan kembali simpati dan dukungan dari sebagian besar rakyat serta—yang paling krusial—memaksa partai-partai koalisi untuk menahan diri dan memberikan Nisa kesempatan kedua. Hardiman Suryo dan kubu oposisi tentu saja mencibir pidato itu sebagai 'drama' dan “pengalihan isu”, tapi momentum jelas mulai berbalik arah.
Namun, di balik layar, pertempuran sesungguhnya baru saja memasuki babak baru yang lebih personal dan berbahaya. Nisa, yang kini ditempatkan di sebuah paviliun tamu kenegaraan yang aman, tetapi tetap terisolasi di luar kompleks utama Istana (sebagai bagian dari narasi “pemulihan lanjutan”), bersama Angel Marina dan kini juga Reza Satria (yang terlibat penuh secara rahasia), memulai fase investigasi yang lebih terarah. Target utama mereka, yang masih sulit mereka percayai, tetapi tak bisa lagi diabaikan: Sarah Wijaya.
Kecurigaan awal yang muncul dari kejanggalan ucapan Sarah di TKP Zidan kini menjadi fokus utama penyelidikan diam-diam mereka. Mereka harus bergerak sangat hati-hati. Sarah masih bebas berkeliaran, masih dianggap sebagai sahabat terdekat Presiden oleh publik dan sebagian besar staf Istana, dan ia jelas bukan orang bodoh. Jika ia menyadari sedang dicurigai, ia bisa menghilangkan jejak atau bahkan melancarkan serangan balasan.
"Kita mulai dari mana, Bu?" tanya Angel dalam salah satu sesi komunikasi terenkripsi mereka. Nisa kini bisa berkomunikasi lebih sering (meskipun tetap sangat terbatas dan hati-hati) menggunakan perangkat khusus yang diselundupkan Angel.
"Tiga hal utama, Angel," jawab Nisa dari lokasi amannya, suaranya terdengar lebih kuat dan fokus dari sebelumnya. "Pertama, ikuti aliran uangnya. Kedua, periksa alibinya pada hari H pembunuhan Zidan. Ketiga, gali latar belakangnya lebih dalam—apakah ada 'kerentanan' yang mungkin dimanfaatkan orang lain?"