Di sebuah kota kecil yang diliputi kesunyian, tersembunyi di balik tenangnya permukaan, ada kisah yang tak pernah diceritakan, bahkan oleh mereka yang paling gemar bergosip. Kisah itu adalah rahasia di balik pintu-pintu tertutup, terlarang oleh norma, dikecam oleh moral, dan dilarang oleh hati yang mengetahui batas. Cinta, meski tak diinginkan, selalu menemukan caranya sendiri untuk bertahan, bersembunyi di sudut-sudut gelap jiwa
Nadia, wanita berusia tiga puluhan, tampak hidup dalam kesempurnaan. Orang-orang di sekitarnya melihatnya sebagai istri yang anggun, ibu dari dua anak yang ceria, dan pendamping seorang suami yang penuh kasih. Rumah mereka adalah rumah yang diimpikan banyak orang, penuh tawa dan kehangatan. Tapi di balik semua itu, Nadia menyembunyikan sesuatu yang tak boleh diketahui oleh siapa pun—sesuatu yang menggetarkan hatinya setiap kali dia memejamkan mata di malam hari. Di sudut tersembunyi dari kehidupannya yang tampak sempurna, ada cinta yang tak diundang datang, menyalakan api di hatinya.
Rizky, sepuluh tahun lebih muda, bukan orang asing dalam hidup Nadia. Ia adalah anak dari sahabat dekat keluarganya, seorang pemuda yang sering dianggap sebagai adik oleh Nadia. Mereka berbagi cerita, tertawa bersama, dan selama bertahun-tahun, hubungan mereka berjalan wajar, tak ada yang mencurigakan. Sampai tiba masanya ketika percakapan ringan di sore hari itu berubah, ketika pandangan mereka bertemu sedikit lebih lama dari biasanya, dan di balik kata-kata yang terucap, ada sesuatu yang tak terkatakan, sesuatu yang berbahaya.
Seiring berjalannya waktu, ketertarikan mereka tak lagi bisa dibendung. Mereka mulai berbicara tentang hal-hal yang lebih dari sekadar basa-basi. Percakapan mereka melintasi batas, menggali perasaan yang selama ini tersembunyi. Mereka tak pernah merencanakan ini, tak pernah berniat untuk jatuh ke dalam perangkap yang diciptakan oleh hati mereka sendiri. Akan tetapi cinta, seperti arus sungai yang tak bisa dihalangi, terus mengalir, tak peduli rintangan apa yang ada di depannya.
Suatu sore yang hening, ketika senja mulai meredupkan cahaya dan dunia di luar menjadi semakin tenang, Rizky datang berkunjung. Suami Nadia sedang dinas ke luar kota, anak-anak bermain di rumah tetangga. Rumah terasa sepi, hanya ada mereka berdua di ruang tamu yang nyaman, duduk berhadapan, diam-diam tahu bahwa sesuatu yang lebih dari sekadar obrolan akan terjadi.