Bayang di Balik Luka

Arief Rahmanto
Chapter #6

Pertarungan di Arena

Hari yang ditunggu-tunggu, akhirnya tiba. Ketika Elias dan Mischa memasuki arena kompetisi, suasana ramai dan bersemangat langsung menyambut mereka. Musik dinamis menggema di seluruh tempat, sementara sorakan penonton membangkitkan semangat. Di sekeliling mereka, peserta lain juga bersiap-siap dengan ekspresi campur aduk—beberapa terlihat percaya diri, sementara yang lain tampak gelisah.

Elias merasakan jantungnya berdebar kencang. Suara keramaian di sekelilingnya berangsur-angsur memudar, digantikan oleh suara detak jantungnya sendiri. Dia dan Mischa saling menatap, dan Mischa tersenyum. "Ingat, kita di sini untuk bersenang-senang dan belajar. Fokus pada dirimu sendiri," katanya sambil memberikan dorongan semangat.

Elias mengangguk, berusaha untuk menyerap kata-kata tersebut. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya. Hari ini bukan hanya tentang menang atau kalah; ini adalah tentang membuktikan pada dirinya sendiri bahwa dia bisa menghadapi ketakutannya.

Saat pertandingan pertama dimulai, Elias melihat namanya muncul di layar. Dia melangkah maju, merasakan mata semua orang tertuju padanya. Dengan setiap langkah, tekanan semakin meningkat, tetapi ada satu hal yang tidak bisa dia lupakan: semua latihan dan dukungan dari Mischa dan teman-teman dojo-nya.

Begitu bel berbunyi, Elias mengarahkan fokusnya ke lawan. Pertarungan dimulai. Awalnya, ketegangan menyelimuti dirinya, tetapi saat dia mulai bergerak, dia merasakan aliran kepercayaan diri yang tumbuh. Teknik yang dia pelajari selama latihan datang secara alami. Dia meluncurkan serangan dan dengan cepat menghindar dari serangan lawannya. Penonton mulai bersorak, dan suara mereka memberikan energi tambahan dalam setiap gerakan yang dia lakukan.

Elias berhasil mengalahkan lawan pertamanya dengan kecepatan dan strategi yang dia terapkan. Ketika bel berbunyi menandakan akhir pertandingan, dia merasakan gelombang euforia. Kemenangan itu memberinya dorongan besar, tetapi juga membawa tekanan untuk pertandingan berikutnya. Dengan perasaan campur aduk, dia melangkah keluar dari arena, di mana Mischa menunggunya dengan senyum lebar.

"Bagus sekali, Elias! Kau tampil luar biasa!" Mischa berteriak dengan semangat.

Lihat selengkapnya