Bayang di Balik Luka

Arief Rahmanto
Chapter #17

Jalan Menuju Impian

Setelah reuni yang mengubah hidup mereka, Elias dan Mischa merasakan dorongan baru untuk mengejar impian yang lebih besar. Semangat yang membara dalam diri mereka tidak hanya mengubah pandangan mereka tentang masa lalu, tetapi juga memberi warna baru pada masa depan yang mereka impikan. Kini, mereka tidak ingin lagi terjebak dalam rutinitas yang monoton. Dengan keberanian yang tumbuh, mereka bertekad untuk mengambil langkah baru menuju tujuan hidup yang lebih berarti.

Elias menatap langit biru di pagi hari, merasakan semangat untuk menaklukkan dunia di luar sana. “Mischa,” katanya, “apa yang kita tunggu? Saatnya kita melakukan sesuatu yang besar.” Mischa tersenyum lebar, merasakan getaran yang sama. “Aku setuju! Kita perlu mengejar impian kita, dan aku tahu persis di mana kita harus mulai.”

Setelah berdiskusi dengan teman-teman mereka, Elias dan Mischa merencanakan perjalanan ke kota besar untuk menghadiri festival seni dan kreativitas yang diadakan setiap tahun. Kota itu dipenuhi dengan pelukis, musisi, penulis, dan semua orang kreatif yang berkumpul untuk merayakan seni. Perasaan campur aduk menyelimuti mereka—kegembiraan, kecemasan, dan sedikit ketakutan. Meninggalkan zona nyaman mereka terasa seperti terjun ke dalam kegelapan, tetapi mereka tahu bahwa petualangan ini bisa menjadi awal yang baru.

Dengan semangat, mereka mengemas barang-barang yang diperlukan, termasuk cat, buku sketsa, dan alat musik. Diskusi tentang harapan dan ketakutan mereka menciptakan kedekatan yang lebih dalam. “Apa yang kamu harapkan dari festival ini?” tanya Mischa. “Aku ingin menemukan inspirasi dan mungkin bertemu dengan seniman yang bisa membimbing kita,” jawab Elias. Mischa mengangguk setuju, tetapi di dalam hatinya, dia juga meragukan kemampuannya untuk bersaing di dunia seni yang luas.

Malam sebelum keberangkatan, mereka mengadakan pertemuan kecil dengan teman-teman. Mereka saling berbagi rencana, impian, dan keraguan. “Apa pun yang terjadi, kita harus saling mendukung,” kata Elias, meraih tangan Mischa. “Kita pergi ke sana bukan hanya untuk menikmati festival, tetapi untuk menemukan diri kita.”

Setelah persiapan matang, mereka mulai terlibat dalam kegiatan kreatif di komunitas, seperti kelas seni dan lokakarya musik. Hal ini memberi mereka rasa percaya diri dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Mereka juga mengadakan beberapa sesi di taman kota, menggambar dan bermain musik, menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka. Pengalaman-pengalaman ini mengingatkan mereka akan kekuatan kreativitas dan keindahan berkolaborasi.

Ketika akhirnya tiba di kota besar, Elias dan Mischa terpesona oleh suasana yang semarak. Suara musik dan aroma makanan jalanan menyambut mereka saat mereka menjelajahi jalanan yang ramai. Mereka mengunjungi berbagai tempat ikonik, seperti galeri seni yang dipenuhi karya-karya menakjubkan, teater kecil yang menampilkan pertunjukan avant-garde, dan pasar seni yang penuh dengan barang-barang unik.

Lihat selengkapnya