Bayang di Balik Luka

Arief Rahmanto
Chapter #26

Jejak yang Tertinggal

Setelah bertahun-tahun menjalani kehidupan di kota besar, Elias dan Mischa merasa sudah saatnya untuk kembali ke kota asal mereka. Dalam perjalanan pulang, mereka dikelilingi oleh kenangan masa kecil—jalan-jalan yang pernah mereka lalui, bangunan-bangunan yang menyimpan cerita, dan aroma familiar yang selalu membawa mereka kembali ke masa lalu.

“Lihat, itu taman tempat kita sering bermain!” Mischa menunjuk ke arah taman kecil di sisi jalan.

“Dan sekolah kita ada di sebelah sana,” jawab Elias sambil tersenyum. Rasa nostalgia menyelimuti mereka, membawa kembali kenangan indah sekaligus menyakitkan yang pernah mereka tinggalkan.

Sesampainya di kota, mereka mengatur pertemuan dengan teman-teman lama. Rasa cemas dan antusias bercampur aduk saat mereka berkumpul di kafe favorit. Teman-teman mereka telah menjalani berbagai perjalanan hidup, dan cerita-cerita mereka memberikan perspektif baru.

“Aku tidak menyangka kalian akan kembali!” sapa Rina, teman sekelas mereka.

“Ini adalah kesempatan untuk melihat ke mana hidup membawa kita,” jawab Mischa dengan semangat. Percakapan mengalir dengan hangat, dan mereka berbagi kisah, tawa, dan bahkan air mata tentang perjalanan hidup masing-masing.

Setelah pertemuan itu, Elias dan Mischa memutuskan untuk menjelajahi tempat-tempat yang memiliki arti khusus bagi mereka. Mereka kembali ke sekolah lama, berdiri di depan bangunan yang telah menjadi saksi bisu perjalanan mereka.

“Saat aku berdiri di sini, semua kenangan kembali mengalir,” kata Elias, mengenang momen-momen penting seperti saat mereka berjuang menghadapi bullying dan mendapatkan dukungan dari teman-teman.

Flashback membawa mereka ke saat-saat menyenangkan di taman, saat mereka bercanda dan merencanakan masa depan. Kenangan-kenangan itu seolah mengingatkan mereka akan kekuatan persahabatan yang selalu ada, meskipun waktu telah berlalu.

Malam itu, di kamar hotel mereka, Elias dan Mischa merefleksikan bagaimana pengalaman masa lalu membentuk pilihan hidup mereka saat ini. Mereka menyadari bahwa trauma dan kemenangan kecil yang mereka alami tidak hanya membentuk karakter, tetapi juga menentukan arah kehidupan mereka.

Lihat selengkapnya