Bayang di Balik Roda

Aqiel Hilmy Irawan
Chapter #7

Jejak dalam Kegelapan

Nathan terbangun dari tidurnya dengan rasa nyeri yang menusuk di bahunya. Matahari pagi menyelinap masuk melalui celah-celah gorden, menerangi ruang yang masih berantakan akibat malam panjang sebelumnya. Di meja sebelahnya, sebuah botol alkohol setengah kosong dan gulungan perban menjadi saksi bisu perjuangan mereka.


"Udah bangun, komandan?" suara Sarah memecah kesunyian. Ia berdiri di ambang pintu, mengenakan jaket kulit yang tampak lebih besar dari tubuhnya.


Nathan hanya mengangguk, mencoba bangkit meski tubuhnya terasa berat. Sarah menghampiri, membawa semangkuk bubur yang uapnya masih mengepul.


"Makan dulu. Lo butuh tenaga," katanya sambil meletakkan mangkuk di meja.


Nathan menatapnya sejenak sebelum mengambil sendok. "Apa kabar anak-anak? Roni dan yang lain?"


"Roni lagi di luar, ngecek perimeter. Tim udah mulai rapiin markas. Beberapa orang luka ringan, tapi nggak ada korban jiwa. Kita menang, Nat."


Nathan menghela napas lega. "Menang, ya? Tapi rasanya kayak cuma nafas tambahan sebelum badai berikutnya."


Sarah mengangkat bahu. "Kita masih hidup, itu udah cukup buat gue."


Nathan tersenyum kecil, tapi pikirannya kembali melayang ke pertempuran semalam. Wajah Lobo saat menyerah terus menghantuinya. Bukan karena takut, tapi karena rasa tak nyaman yang tak bisa ia jelaskan.


**


Hari itu berlalu tanpa insiden berarti. Namun, di malam hari, Nathan mengumpulkan semua anggota geng di ruang pertemuan. Sarah duduk di sampingnya, sementara Roni berdiri dengan tangan bersedekap di belakang ruangan.


"Red Fangs mungkin mundur, tapi jangan anggap mereka selesai," Nathan membuka pertemuan dengan nada serius. "Lobo bukan tipe orang yang bakal biarin kekalahan begitu aja. Kita perlu siap."


Roni mengangguk setuju. "Gue udah dengar kabar. Ada gerakan di wilayah barat. Mereka kayaknya lagi regroup."


"Wilayah barat? Itu masuk teritori Black Hounds, kan?" Sarah menyela.


"Iya," jawab Roni. "Tapi Black Hounds udah lama nggak kelihatan. Kayak mereka lenyap dari peta."


Ruangan menjadi hening. Black Hounds adalah geng kecil tapi brutal yang terkenal tak pernah mundur dari pertempuran. Jika mereka menghilang, itu berarti ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi.


Nathan berdiri, menatap setiap wajah yang ada di hadapannya. "Kita nggak bisa tunggu mereka nyerang lagi. Gue butuh beberapa orang buat cari tahu apa yang sebenarnya terjadi di wilayah barat."


Sarah langsung mengangkat tangannya. "Gue ikut."


"Sarah, lo baru aja..."


"Jangan mulai, Nat," potong Sarah. "Lo tahu gue yang paling cocok buat ini."


Nathan menghela napas. Ia tahu tidak ada gunanya berdebat dengan Sarah ketika dia sudah memutuskan sesuatu. "Baik. Lo pergi bareng Roni dan dua orang lagi. Jangan ambil risiko yang nggak perlu. Kita cuma butuh informasi."


Lihat selengkapnya