Alpha tersenyum saat melihat kehadiran sahabat baiknya di ruang rawat, sesaat dia menyeringai kesakitan akibat benturan di kepalanya yang sekarang terbebat perban.
“What’s up, Men!” Cacing menyapa dengan muka cemas melihat Alpha di atas tempat tidur rumah sakit.
“Halo, Bro, Dies”
“Apa kabar, Bang?” Candies menjabat tangan Alpha setelah Cacing bersalaman lebih dulu dengannya.
“Badan rasanya sakit semua, Dies” Alpha menggeserkan bantalnya untuk duduk bersandar di tembok, Zoya yang ada di sampingnya membantu.
“Thanks, Zoy.” ujar Alpha seraya melihat sekilas perempuan di sampingnya. Zoya mengangguk pelan dengan senyum dipaksakan.
“Gimana kepala lo, Men?”
“Masih sakit, Bro. Gimana kabar Senja? Dia dirawat di rumah sakit ini juga 'kan?” Cacing berpandangan dengan Candies, mereka berusaha mengerti arah pembicaraan Alpha, lalu mereka memandang Zoya dengan tanda tanya besar.
“Dia baik-baik saja, 'kan?” Alpha bertanya lagi ke mereka, karena pertanyaannya tidak segera mendapat jawaban.
“Dia selamat, Bang.” Zoya berusaha mengalihkan pandangan mata Alpha dari Cacing yang terlihat bingung karena tidak mengerti dengan pertanyaan Alpha.
“Alhamdulillah, dia dirawat di ruang mana, Zoy?”
“Hmm, dia sehat walafiat, Bang. Nggak kenapa-kenapa malah. Tadi dia izin pulang dulu, katanya ada yang mau diurus dulu.”
“Pulang? Kok dia nggak menemui gue dulu, Zoy?”
“Tadi dia ke sini, Bang. Cuma tadi Abang belum sadar.” ujar Zoya.
Alpha terdiam mendengar penjelasan Zoya, dia menghela napas panjang, ada gurat kecewa tersirat di matanya.
Cacing memandang Zoya penuh tanya. tatapan matanya meminta segera penjelasan atas apa yang terjadi, tapi dijawab dengan pandangan balasan Zoya yang seolah mengatakan bahwa dia sudah menjelaskannya tadi.
“Gue nggak ingat mengapa tiba-tiba bisa berada di rumah sakit ini, terakhir yang gue ingat adalah gue habis dikeroyok anak buah si Dicka, gue berhasil memukul dan menendang mereka satu persatu jatuh ke lantai ruko,” ujar Alpha seraya meraba kepalanya yang mulai terasa sakit lagi, “kayaknya gue dipukul dari belakang deh.” Dengusnya.
Cacing baru mengerti kejadian yang diceritakan Alpha, itu sebenarnya terjadi sepuluh tahun lalu, saat dia berusaha menyelamatkan Senja dari Si Dicka. Tapi ini adalah cerita lalu, mengapa justru Alpha mengingat cerita ini lagi? Dia teringat apa yang dikatakan Senja tadi, ingatan Alpha terjebak di masa lalu, apakah ini yang dimaksudnya?