Bayang Yang Terbelah

Adi Kurniawan
Chapter #3

Bayang Yang Menghantui #3

Kidung kesunyian kembali meraung di sebuah kamar, Ardi duduk di tepi kamar tidur dengan memandang sendu foto lama yang tergantung di dinding. Foto itu diambil saat ia masih kecil—ayah dan ibunya tersenyum lebar, mengapit Ardi kecil di tengah. Saat itu, semuanya terasa sempurna, tetapi sekarang, foto itu hanya mengingatkannya pada sesuatu yang sudah hilang bersama rasa bahagia yang meninggalkannya sejengkal demi sejengkal.

Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir pikiran-pikiran tentang kenangan itu. Tapi naas semakan ia berusaha melupakan, semakin kuat bayang-bayang masa lalu menghantuinya. Bahkan Setiap malam, ia terbangun dari mimpi buruk yang selalu sama—suara teriakan, beling pecah dan tangisan Sang Ibu. Ia selalu terbangun dengan keringat dingin, jantung berdebar kencang, dan perasaan hampa yang sulit untuk dijelaskan.

Hari ini, Ardi memutuskan untuk pergi ke sekolah. Sudah seminggu sejak ia terakhir masuk, dan guru-gurunya mulai bertanya-tanya. Tapi begitu ia tiba di gerbang sekolah, rasa cemas itu kembali menyerang. Teman-temannya terlihat asyik bercanda, sementara ia merasa seperti orang asing yang hadir di tengah mereka.

"Ardi! Lama nggak kelihatan lo!" teriak Roni sahabatnya, sambil melambai dari kejauhan.

Ardi mencoba tersenyum meski dengan rasa terpaksa. "Iya, lagi nggak enak badan," jawab Ardi singkat.

Mereka berjalan beriringan, Roni memandang Ardi dengan tatapan penuh perhatian. "Lo kenapa sih? Keliatan lemes banget. Ada masalah?"

Ardi menggeleng pelan seraya menghindari tatapan dari sahabatnya itu. "Gak ada. Cuma capek aja."

Mendengar jawaban dari sahabatnya itu, Roni hanya mengernyitkan alis tidak yakin, tetapi ia tidak menekan Ardi lebih jauh. "Yaudah, kalo butuh temen ngobrol, gue ada, ya."

Ardi hanya mengangguk seraya mengembangkan senyum tipis untuk sahabatnya itu, namun di dalam hati, ia merasa semakin terisolasi. Ia ingin bicara, tetapi tidak tahu harus dimulai dari mana dan bagaimana cara menjelaskan pada orang lain bahwa sekarang ini ia merasa seperti hidup di dua dunia yang berbeda, dan tidak ada satupun yang benar-benar ia miliki?

Lihat selengkapnya