Bayang Yang Terbelah

Adi Kurniawan
Chapter #9

Pagi Dan Puing Kenangan #9

Pukul tujuh tepat, lamunannya mendadak dibuyarkan oleh dentang suara lonceng yang memggema, menyela di antara berisiknya ruang kelas. Sama halnya dengan suasana kelasnya pagi ini, isi kepalanya dipenuhi dengan kegaduhan rasa tidak rasa terima yang selama ini ia pendam dan ia rasakan sendiri.

Untuk apa bercerita, terkadang beberapa hal tidak harus diceritakan, cukup dipendam dan dirasakan bagaimana hebatnya rasa kecewa.

"Ar, Lu gak papa. Diem aja dari tadi." Ucap Roni setelah beberapa detik mendaratkan pantat di kursi samping Ardi.

"Hmmm.." Hanya deheman manja yang Ardi utarakan untuk pertanyaan dari sahabatnya itu. Entah baik atau buruk, tergantung Roni bagaimana mengartikulasikannya.

Apanya yang baik, sedangkan di sudut puing-puing kenangan, hatinya masih bergetar hebat dalam menerima semua kenyataan pahit itu. Ada rasa kecewa yang teramat sangat sedang berdiri angkuh di singgasana hatinya, buah dari garis takdir yang dipilih oleh kedua orang tua Ardi, yang kemarin baru saja meluluh lantakkan kebahagiaan dari keutuhan sebuah keluarga.

Lihat selengkapnya