Bayangan dalam Diri

Muhammad Agra Pratama Putra
Chapter #1

Bab 1 - Luka yang Tak Hilang

POV: Panca

Pagi itu, udara masih segar dan dingin menyapa kulit Panca saat dia melangkah keluar dari mobilnya. Jalanan kota kecil itu masih sunyi, hanya terdengar suara burung berkicau dan gemerisik dedaunan yang tertiup angin. Matahari mulai menampakkan sinarnya, memberikan warna keemasan yang hangat pada atap rumah-rumah yang berjajar rapi di sepanjang jalan.

Panca menyeka peluh tipis di dahinya meskipun suhu belum terlalu panas. Ia merasakan ada beban yang berbeda hari ini, sebuah rasa cemas samar yang mengendap di dadanya sejak pagi. Mungkin ini karena kasus yang tengah ia tangani, atau mungkin ada sesuatu yang lebih dalam sesuatu yang berhubungan dengan masa lalunya.

Dia berdiri di depan sebuah rumah sederhana dengan cat dinding yang mulai mengelupas. Sebuah papan kecil bertuliskan “Keluarga Sari” tergantung di dekat pintu. Panca menghela napas dalam, lalu mengetuk pintu dengan lembut.

Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya membuka pintu. Matanya merah dan sembab, wajahnya yang dulu cerah kini tampak letih dan penuh luka. Namun, di balik kelelahan itu, ada ketegaran yang sulit untuk disembunyikan.

“Selamat pagi, Bu Sari. Terima kasih sudah bersedia menerima saya,” kata Panca dengan suara lembut, mencoba memberikan rasa nyaman. “Saya Panca, jurnalis yang sedang menulis tentang kasus pembunuhan yang menimpa keluarga Ibu. Saya ingin mendengar cerita langsung dari Ibu agar berita ini bisa tersampaikan dengan sejujur-jujurnya.”

Wanita itu mengangguk pelan dan mengajak Panca masuk ke ruang tamu yang sederhana. Di sana sudah disiapkan segelas air putih dan beberapa tisu. Panca duduk di kursi dekat jendela, menyalakan alat rekam di meja kecil.

Lihat selengkapnya