Bayangan dalam Diri

Muhammad Agra Pratama Putra
Chapter #2

Bab 2 - Jejak yang Pernah Ada

POV: Tama

Setelah berjam-jam tenggelam dalam tumpukan berkas dan foto-foto lama, Tama akhirnya bangkit dari kursinya yang berderit, merasakan punggungnya mulai pegal. Ia mengusap wajah yang mulai berkeringat dingin, lalu menghembuskan napas berat sebelum meninggalkan ruangannya. Namun, suasana yang menunggu di luar jauh lebih sunyi dan berat daripada yang ia bayangkan.

Koridor kantor polisi terbentang panjang di hadapannya, diterangi oleh lampu neon yang berkedip-kedip lemah, menciptakan bayangan-bayangan bergerak di dinding yang kusam dan mulai mengelupas. Cat berwarna putih itu sudah pudar, menyisakan warna abu-abu yang suram. Suara langkah Tama bergema di lantai keramik dingin, setiap ketukan seolah memperdalam kesunyian yang menggantung di udara.

Udara malam itu terasa dingin, menusuk kulit yang mulai berkeringat. Aroma kopi basi bercampur dengan bau debu dan keringat yang melekat di sudut ruangan, membungkus kantor itu seperti kabut yang tak terlihat. Sebuah pengingat bahwa tempat ini adalah saksi bisu dari banyak kisah kelam dan rahasia yang tak terucapkan.

Di sepanjang koridor, beberapa pintu ruangan penyidik tertutup rapat. Dari balik salah satu pintu, terdengar suara mesin ketik yang jarang terdengar lagi, mengisi ruang kecil dengan ritme monoton yang membuat waktu terasa melambat. Di ruangan lain, sebuah komputer menyala, menampilkan layar penuh dokumen dan foto-foto korban yang pernah ditangani. Foto-foto itu dipajang di dinding wajah-wajah yang tak lagi bernyawa, namun seolah menatap Tama dengan harapan dan ketakutan yang membekas.

Lihat selengkapnya