Bayangan dalam Diri

Muhammad Agra Pratama Putra
Chapter #12

Bab 12 - Yang Tertanam Tidak Pernah Mati

POV: Tama

Jam menunjukkan pukul 11 malam ketika Tama masih duduk di ruang kerjanya yang sempit, lampu neon berkedip-kedip di atas kepala. Kopi dingin di gelas stainless sudah tak tersentuh, dan setumpuk berkas korban pembunuhan lama dan baru tersebar di meja—ditemani sesuatu yang lain: rasa sesak yang makin hari makin menghimpit.

“Kalau memang pelakunya sudah dihukum mati, kenapa pola ini muncul lagi?”

Pintu diketuk dua kali.

Seseorang masuk tanpa menunggu jawaban.

"Pak Tama, saya cuma... ingin nunjukin sesuatu," ujar suara muda yang gugup.

1. Anak Magang yang Terlalu Tahu Banyak

Namanya Raka. Anak magang bagian arsip. Kurus, berkacamata besar, selalu terlihat seperti belum tidur selama tiga hari. Ia mengidolakan Tama—satu dari sedikit polisi yang berani menggali kasus lama yang “sudah ditutup”.

“Saya nemu ini waktu ngarsip ulang berkas 2008,” kata Raka, menyerahkan map kusam berisi kliping koran, fotokopi laporan internal, dan—yang paling menarik—catatan tangan dengan huruf-huruf kecil dan tergesa.

“Saya rasa ini milik penyidik lama... atau mungkin saksi yang tak pernah diperiksa."

2. Kliping yang Berbisik

Lihat selengkapnya