Bayangan dalam Diri

Muhammad Agra Pratama Putra
Chapter #16

Bab 16 - Dia Tidak Mati

POV: Tama

Angin malam berhembus pelan, tapi dada Tama terasa sesak seperti dicekik. Di dalam mobil tuanya yang terparkir di halaman kantor arsip kriminal, ia menatap map lusuh dengan stempel merah besar: "RAHASIA NEGARA."

Ia tahu apa yang ia lakukan malam ini melanggar protokol. Tapi ada suara yang lebih keras dari rasa takut: firasat lamanya akhirnya punya bukti.

1. Bukti Tak Terbantahkan

Tama membuka dokumen dengan hati-hati. Foto lama pelaku—Ilham Nugraha, terpidana mati kasus pembunuhan berantai “Anak-Anak Rantai”—menatapnya dari lembar pertama.

Halaman eksekusi...

Tanggal, lokasi, dan saksi. Semua terlihat resmi. Tapi...

“Tunggu...” gumam Tama.

Tandatangan kepala LP eksekusi tak cocok. Ia membandingkan dengan dokumen sebelumnya—beda.

Lalu ada satu kalimat kecil, nyaris tak terlihat:

“Dipersiapkan oleh Divisi Reintegrasi.”

Reintegrasi? Bukan Lembaga Eksekusi?

Jantung Tama berdetak cepat. Tangannya berkeringat. Ia membalik halaman. Di bagian paling akhir, ada satu kertas tambahan yang dijepit terbalik.

Lihat selengkapnya