POV: Gabungan (Panca, Tama, Narator Misterius)
1. Panca – Jalan Penebusan yang Terlambat
Hujan turun saat Panca berdiri di depan kantor polisi dengan jaket gelap yang menutupi wajahnya. Langkahnya mantap namun jiwanya rapuh. Dalam genggamannya ada buku catatan lusuh berisi coretan tangan, gambar-gambar aneh, dan transkrip suara-suara yang selama ini membisikkan kebohongan dalam kepalanya.
Saat petugas mendekat, dia berkata tanpa gemetar:
“Namaku Panca Ayuningtyas. Aku ingin menyerahkan diri.”
Di ruang interogasi, Tama duduk menatapnya. Ada luka di mata keduanya. Luka yang tidak berdarah, tapi terus terbuka.
“Kenapa sekarang?” tanya Tama.
Panca menatap lurus, lalu berkata lirih:
“Karena kalau aku bisa jadi monster… berapa banyak lagi yang bisa?”