Bayangan Kematian

Leyla Imtichanah
Chapter #1

#1 Rencana Bunuh Diri

Semua yang bernyawa, pasti akan merasakan mati.

(Ali Imran: 185)

Aku ingin mati.

Tak ada lagi yang bisa membuatku ingin hidup.

Debur ombak menghantam karang. Sepasang tangan merenggang. Anggia membiarkan rambut panjangnya dikibarkan angin pantai. Dipejamkannya mata. Perlahan, kakinya melangkah ke depan. Otaknya memerintahkan tubuhnya agar menyambut ombak. Semua seharusnya terjadi, jika saja….

“Kak!”

Sebuah suara membuat Anggia membuka mata. Seorang gadis yang tidak dikenalnya, berlari menghampiri dengan raut wajah cemas dan khawatir.

“Kakak mau apa?”

Anggia menatap gadis berwajah lugu di depannya. Gadis ini telah membatalkan niatnya menceburkan diri ke laut. Bunuh diri.

***

Uap cappuccino menyeruak masuk ke dalam hidung, menggelitik minat untuk segera menghirupnya. Anggia menghirup jenis kopi kesukaannya itu. Sementara gadis di depannya memandanginya tak berkedip. Akhirnya mereka berkenalan dan berbincang di kafe dekat pantai. Hari itu, tidak banyak wisatawan yang datang. Anggia sudah mempersiapkan semua rencananya dengan baik. Ia yakin tadi tidak ada seorang pun di sekitarnya, saat menaiki salah satu dari batu karang raksasa yang ada di pantai itu.

Batu karang itu adalah lokasi bunuh diri yang sempurna. Ia membayangkan adegan bunuh diri seperti yang dilihatnya di drama korea. Terjun dari atas batu karang dan tenggelam di dasar lautan. Ia tidak mau terjun dari bangunan tinggi, meminum racun serangga, atau menyilet nadi di pergelangan tangan. Mayatnya pasti akan kelihatan menyeramkan dan ia akan menjadi hantu gentayangan yang menakutkan. Ia ingin mati secara elegan, kalau perlu tidak ada seorang pun yang bisa menemukan mayatnya. Mati di dalam laut.

“Kupikir tadi Kakak mau bunuh diri,” katanya. Suaranya renyah. Kepalanya ditutup kerudung warna cokelat pastel, wajahnya dihias dengan riasan natural. Apakah ia seorang malaikat yang ditugaskan untuk menggagalkan rencana bunuh diri Anggia?

Anggia tersenyum sedikit. Seharusnya, ya. Tapi gadis itu menggagalkannya. Gadis yang selanjutnya diketahuinya bernama, Reda.

Lihat selengkapnya