Bayangan Matahari

Steffi Adelin
Chapter #3

Berita Bahagia

"Ma, Bella nggak mau ke rumah Tante Tati. Bella takut, Ma."

"Ck! Cuma sebentar, Nak. Mama ada perlu sama Mbak Tati. Buat kamu juga. Buat sekolahmu."

"Tapi Bella nggak mau!" Semakin aku tantang, paras cantik Mama semakin tertelan oleh geraman menakutkan Mama.

"Bella tetap nggak mau!"

"Semenjak Papa nggak ada, kamu makin nakal, ya. Sini, Mama kasih pelajaran."

"Ma, Ma. Jangan, Ma. Ampun ...."

"MAMA."

Aku persis seperti ikan mas koki yang megap-megap menggelepar setelah dilempar keluar akuarium. Padahal aku cuma di kasur.

"Kecombrang! Cuma mimpi."

Meski hanya mimpi, tapi sukses membuat tubuhku mandi keringat dan pegal-pegal. Padahal Mama memukulku di mimpi, bukan di dunia beneran. Herannya, setiap Mama muncul di mimpi, nyeri keloid di tanganku juga ikut muncul.

"Puput." Tanganku refleks mendekap kucingku erat ke dada. Lucunya, ia selalu membersamaiku di saat aku berada di titik terburuk dalam hidupku. Seperti sore ini.

"Meong." Ia menjawab sambil menatapku dengan mata kucingnya yang hitam bulat sempurna. Jelas Puput sedang mengkhawatirkan aku.

"Aku baik-baik aja, Sayangku."

"Meong." Ah, ia tak percaya padaku.

"Beneran. Mau tuna?"

Dan si bola bulu mengeong lebih dan lebih keras. Puputku ....

Sebentar. Aku jadi ragu. Puput benar-benar mengkhawatirkan aku atau minta makan, sih?

***

"Ibuk, anakmu sudah datang," sapaku saat menemukan punggung Ibuk di dapur keluarga tumbuhanku.

Kalian tidak salah dengar dengan istilah keluarga tumbuhan. Ibuk cinta mati sama ilmu biologi, makanya beliau menjadi guru Biologi di SMA sampai lima tahun yang lalu. Saking cintanya sama tumbuh-tumbuhan, nama anak-anaknya sangat berbau ilmiah dan tentu saja mengandung unsur flora.

"Anak Ibuk udah dateng."

Ah, senyum Ibuk selalu begitu setiap kali menyambutku. Bikin adem. Aku nggak tahan untuk segera memeluk Ibu. Duh, nyaman banget.

"Eh, Ibuk masih bau dapur, lho." Meski protes, pelukanku tetap mendapat balasan.

"Bau dapur nggak akan ngurangin sayangnya Bella ke Ibuk." Aku mengurai pelukan nyaman tadi demi sebuah pertanyaan. "Mana Rindang Oryza, Buk?"

Oryza merupakan genus tanaman dalam famili rumput. Paham, kan, maksudku? Nah, adakah dari kalian yang teringat akan istilah oryza sativa saat belajar biologi? Yup. Ibuk berpikir bahwa padi adalah salah satu sumber pangan yang penting di dunia sehingga membuat padi sangat krusial bagi kehidupan umat manusia. Makanya Ibuk membubuhkan nama Oryza untuk Rindang.

"Lagi mandi, dia."

"Kalau gitu Bella—,"

" Di sini aja, dulu. Ibuk masih mau ngobrol," potong Ibuk.

Permintaan yang mudah untuk aku penuhi "Baik, Buk."

Lihat selengkapnya