Maya dan Beni baru selesai sarapan pukul sembilan. Beni langsung mengajak Maya untuk berdiskusi tentang misi selanjutnya. Target adalah keluarga, jelas Maya akan berperan sangat besar untuk misi kali ini. Beni juga memperkirakan kalau Maya harus jadi pihak yang lebih banyak bicara.
"Oke, target kita sekarang Mamang Garut." Beni membuka. "Gue tahu lo nggak siap."
"Uhm, iya sih." Maya membenarkan.
"Tapi gue butuh bantuan lo buat profiling." Beni menerangkan. "Itu penting banget untuk kelancaran misi kita."
Maya bercerita kalau Mamang Garut adalah adik dari mendiang Ayahnya. Sebenarnya, Mamang Garut adalah pengusaha yang lumayan sukses kalau dibanding saudara-saudaranya yang lain. Dia punya peternakan dan perkebunan. Namun, kesuksesannya nggak berbanding lurus dengan kelakuan.
"Egonya agak tinggi sih, Ben." Maya agak sungkan bilangnya, dia memang nggak terbiasa menceritakan kejelekan orang lain.
"Dari informasi yang gue dapat, istrinya empat." Beni cuma ingin crosscheck. "Ini beneran?"
"Tepatnya, dia nikah empat kali. Jadi, waktunya beda-beda, bukan punya empat sekaligus." Maya meluruskan, Beni mengangguk dan mengoreksi catatannya.
"Kalau anaknya?" Beni meminta tambahan informasi. "Gue dapat informasi yang beda-beda soal anaknya si Mamang ini."
"Anaknya empat, sulung semua." Kecanggungannya sangat terasa, tapi Beni nggak mau bahas soal itu. "Itu yang ketahuan sih."
"Gue dapat satu informasi penting yang mungkin bisa jadi celah buat kita." Beni menerangkan. "Bener nggak Mamang Garut ini orangnya percaya klenik?"
Maya mengangguk. "Manggil-manggil orang pinter maksudnya kan? Iya sih. Kadang dia juga nyimpen-nyimpen barang gitu di tempat usahanya. Kayak bunga, kain putih, gitu-gitulah nggak paham gue."
Beni tersenyum senang. "Oke, kita bisa serang pakai itu juga."
Maya terbelalak. "Maksud lo kita main dukun juga?"
"Nggaklah gila!" Beni menggeleng tegas. "Lo percaya sama gue aja."
Beni berdiri, bersiap pergi.
"Lo mau ke mana?"
"Belanja alat-alat buat besok. Lo tunggu aja, gue nggak lama kok." Tanpa menunggu Maya bereaksi, Beni pergi.
***
Maya agak gusar, masalah keluarga nggak akan pernah bisa selesai dengan mudah. Apalagi, Mamang Garut adalah keluarga dari pihak mendiang Ayah. Apa pun yang terjadi nanti, ibunya pasti akan ikut terseret. Maya mengingat, cuma beberapa orang saja keluarga dari pihak mendiang Ayahnya yang masih dekat. Maksudnya, benar-benar dekat, bukan cuma sebatas utang-piutang belaka.