Bayar Utangnya!

Aditya R
Chapter #12

12. Pesta Kecil

Beni rela menjadi bahan tertawaan Maya sepanjang hari. Dia bahkan rela fotonya yang diambil diam-diam itu diedit dan dibuat meme oleh Maya. Setulusnya, Beni rela, asalkan dia bisa mendengar Maya tertawa seringan itu, sesering itu. Mereka sempat berputar-putar dulu sebelum akhirnya menemukan rumah makan khas Sunda yang kelihatannya menjanjikan.

Tempatnya luas, suasananya pun terasa adem. Ada banyak pohon rindang mengelilingi rumah makan ini. Maya sempat mengecek di Google, katanya rumah makan ini sangat direkomendasikan. Mereka punya koleksi sambal yang bikin pelanggan lupa diri.

"Ben, lo pesan apa pun yang lo mau!" Perintah Maya, sesaat setelah mereka duduk. Mereka duduk lesehan, Maya langsung memilih menu sampai menyandarkan dirinya. Energinya terkuras banyak, berarti dia boleh makan enak.

"Lo keren banget hari ini, May." Beni memuji.

Maya cuma tersenyum kecil. "Gue nggak tahu kita bakal berhasil atau gagal, tapi gue seneng banget. Kayak legaaaaaa gitu rasanya!"

"Gue yakin ada kontribusi kostum gue di dalam perasaan lega itu." Beni menimpali sekenanya.

"Hahahahaha oh justru itulah bahan utamanya." Maya tertawa lagi. "Lo nggak boleh minta gue hapus foto-foto lo. Itu bagian dari dokumentasi pekerjaan."

Obrolan mereka terganggu dengan kehadiran pelayan yang mengantarkan pesanan. Maya menyambutnya dengan antusias. Matanya berbinar, Beni sadar itu. Pemandangan Maya yang berbahagia di depannya jauh lebih indah dari pemandangan danau buatan rumah makan ini.

Maya mencicipi yang dia pesan satu demi satu. Beni memperhatikan itu lekat-lekat. Dia ingin menyimpan raut bahagia Maya di dalam ingatannya. Terutama ketika Maya mencicipi aneka sambal, mukanya langsung terlihat senang sekali. Beni ikut mencicipi dan memang betulan seenak itu.

Maya nggak sadar, hari ini dia mudah sekali tertawa. Beni senyum-senyum sendiri melihat Maya menikmati ayam bakar dengan lahapnya. Memang masakannya enak, Beni suka sekali sama sambal nanasnya yang pedas manis itu. Tapi ternyata, dia lebih suka sama manisnya Maya waktu lagi ceria kayak sekarang.

"Lo kenapa sih ngelihatin gue gitu banget? Gue belepotan?"

Beni tertangkap basah, tapi dia berusaha tenang. "Makan lo kayak orang yang udah seminggu nggak makan tahu nggak. Kalem aja kali!"

Maya cuma nyengir. "Bodo! Ini enak baget sambalnya!" Cetus Maya yang langsung mengambil paha ayam. Mereka pesan dua ekor ayam. Beni sempat protes karena menurut dia kebanyakan. Ternyata, mereka sama-sama berhasil menghabiskan masing-masing satu ekor ayam.

"Ben pesenin es jeruk lagi dong." Pinta Maya. Beni menurut, dia memanggil pelayan dan meminta tambahan es jeruk.

"Lo udah abis dua gelas es jeruk, May. Ini yang ketiga loh!"

"Ya nggak apa-apa, toh gue bayar." Balas Maya, santai.

Mereka menghabiskan pesanan sampai tergeletak kekenyangan. Maya meminta waktu untuk berleha-leha sebentar. Perutnya penuh, dia butuh waktu untuk bisa bergerak lagi. Beni menurut begitu saja, dia juga merasakan hal yang sama.

"BEN BEN!" Maya kegirangan menatap layar ponsel. "ADA DUIT MASUK NIH 300 JUTA!"

Beni tersenyum penuh kebanggaan. "Nggak susah kan, nagih utang?"

Maya kegiarangan, reflesk dia memeluk Beni yang duduk di sampingnya. "MAKASIIIIII BENI! MAKASIIIII BANGET!"

Lihat selengkapnya