Bayar Utangnya!

Aditya R
Chapter #13

13. Badai Belum Berlalu

Baru kemarin mereka tertawa-tawa dan merayakan kemenangan dengan pesta kecil-kecilan, hari ini Beni terkejut melihat Maya yang terduduk di pinggir kolam sambil membenamkan wajahnya. Maya memeluk lutut, Beni nggak bisa melihat mukanya.

"May, May..." Beni menepuk pundak Maya. "Lo kenapa, May?"

Maya nggak jawab, dia cuma memberikan ponselnya ke Beni.

From: Malik

Teh gue boleh nyusul ke Garut nggak?"

Maya mengerutkan kening membaca pesan yang dikirim adiknya.

To: Malik

Nggak usah, mau ngapain lo ke sini, De?

 

From: Malik

Gue mau gebukin si Mamang, brengsek itu orang maki-maki Ibu. Nggak tahu diri banget dikira gue takut apa sama dia.

Malik juga mengirimkan screenshoot chat Mamang ke Ibu. Seolah belum puas maki-maki di telepon, Mamang masih sempat mengirim chat ke Ibu.

"Suami kamu pasti kecewa lihat kelakuan anak kamu. Sama saudara sendiri perhitungan banget, sampai bawa-bawa dukun segala. Dasar nggak becus jadi ibu, pantas aja udah janda nggak laku-laku. Lihat aja, dia pasti dapat balasannya!"

Malik juga bercerita melalui voicenote betapa dia sebal waktu Mamang menjelek-jelekkan ibu di grup WA keluarga besar. Malah, setelah menjelek-jelekkan, ibu ditendang dari grup itu. Malik bersikeras ingin bolos sekolah dan berangkat ke Garut untuk membuat perhitungan. Maya tetap melarang. Malik bukan anak yang brutal, tapi kalau ibunya dilukai sekejam itu, dia bisa menjadi brutal. Semua anak yang menyayangi ibunya akan melakukan hal yang sama.

Kalau sudah berkaitan dengan Ibu, Maya lemah selemah-lemahnya. Dia cuma bisa diam. Dia ingin sekali menelepon ibunya dan minta maaf, tapi rasanya berat sekali. Maya menyalahkan dirinya atas apa yang harus dialami ibunya. Ibunya nggak tahu apa-apa.

"Kenapa malah jadi gue yang jadi penjahatnya sih Ben." Keluh Maya. "Kenapa malah dia yang marah-marah, sampai maki-maki ibu gue."

"May, ada banyak banget hal-hal yang di luar kendali lo. Lo nggak perlu nyalahin diri lo sendiri buat hal-hal buruk yang terjadi di sekitar lo."

"Tapi, ini gara-gara gue, Ben. Ibu jadi kena getahnya. Nama Ibu pasti jadi jelek. Ini gara-gara gue, Ben." Maya berusaha menahan air matanya tapi gagal.

"May, di dunia ini tuh banyak banget manusia yang emang bangsat. Salah satunya si Mamang itu. Dia gimana sih di keluarga lo? Maksudnya, gue agak yakin kalau keluarga lo sendiri banyak yang nggak suka sama dia."

"Secara ekonomi, dia itu termasuk yang mapan. Cukup mapanlah sampai bisa punya anak empat, sulung semua."

Lihat selengkapnya