Hari ini, Maya ada janji sama adik sepupunya yang cukup dekat dengannya. Nissa, masih kelas 11 SMA, anaknya Mamang dari pernikahan pertama. Waktu Nissa tahu Maya lagi ada di Garut, anak itu rewel minta ketemu. Maya mengiyakan, rencananya Maya akan menjemput Nissa di sekolah terus mereka makan siang bareng. Sementara itu, Hana dan Bob memutuskan untuk jalan-jalan keliling Garut berburu makanan enak, mereka baru akan ketemuan sore atau malam nanti di Villa.
Maya dan Nissa duduk di jok belakang. Mereka langsung berpelukan dengan heboh waktu Nissa masuk ke mobil.
"Ben, ini anaknya Mamang yang sulung." Maya memperkenalkan Nissa.
"Teh, anaknya si Bapak kan emang sulung semua." Gurau Nissa, sambil menyalami Beni.
"Ya maksudnya, di antara empat sulung itu, kamu yang paling sulung." Maya memperjelas, Nissa dan Beni tertawa kecil. "Aduh gimana sih ya maksudnya, gitulah."
"Aku minta maaf ya, Teh."
"Eh kenapa?"
"Kemarin si mamah cerita katanya Bapak jelek-jelekin teteh sekeluarga gitu."
"Mamang bilang apa emang?"
"Ya gitu, katanya durhakalah, masa urusan utang doang sampai harus main dukun segala."
Beni mengulum senyum.
"Terus Mamah kamu gimana?"
"Wa Eti cerita ke Mamah kalau itu akal-akalan Teteh doang. Mamah ketawa kenceng banget ngetawain mantan suaminya." Nissa fokus bercerita. "Kamu sekolah yang pinter ya, Neng, jangan boloho kayak Bapak." Nissa menirukan ucapan Mamahnya.
Beni tersenyum tipis, dia mencuri pandang melalui kaca dan mendapati Maya tersenyum juga.
"Si Bapak diomongin sepupu-sepupu tahu Teh, marah-marah nggak jelas. Lagian mana ada yang percaya Teteh main dukun. Di keluarga besar kan yang percaya sama yang begituan si Bapak doang. Aku suka malu ih kadang-kadang." Nissa bercerita dengan penuh kepolosan.
Maya menunduk sebentar. Waktu Beni melirik, dia melihat bahunya bergetar-getar. Maya menangis lagi, tapi kali ini diiringi tawa lepas. Maya menangis bahagia dan langsung memeluk Nissa.
"Dulu waktu produk kulitnya nggak laku kan si Bapak manggil orang pinter gitu. Terus aku bilang, Pak, kalau mau laku mah jangan manggil orang pinter, tapi belajar digital marketing." Nissa bercerita dengan polosnya. "Eh si Bapak malah marah."
"Sekarang aku juga belajar dagang tahu Teh!"
"Oiya, jualan apa?"
"Bantuin Mamah we, jualan kerudung. Lumayan, sehari bisa laku 10-20. Aku promosiiin di tiktok sama instagram aku. Aku juga beberapa kali ikut kelas digital marketing, loh!"