Waktu akhirnya Maya bertemu dengan Hana setelah beberapa hari berduaan saja dengan Beni, mereka langsung berpelukan. Maya menangis di pelukan Hana. Beni dan Bob cuma menonton sambil menyeruput kopi dan menghisap rokok masing-masing. Mereka berdua sama-sama nggak berani mengusik dua cewek yang lagi kangen-kangenan.
Maya menceritakan semua kabar baik yang dia punya. Nggak cuma itu, dia juga menceritakan semua hal buruk yang dia alami tanpa kecuali. Terutama tentang ibunya yang terpaksa harus terseret, dan tentang Mamang yang sampai saat ini dia masih berusaha keras menyudutkan Maya dan keluarga melalui mulut besarnya.
Maya meluapkan semua kekesalannya dan Hana dengan setia mendengarkan. Maya juga berjanji kalau dia akan lebih berhati-hati lagi dalam mengeluarkan uang. Dia akan berusaha lebih menghargai semua uang yang dia keluarkan. Dia bukan kapok berbuat baik, dia cuma ingin kebaikannya tepat sasaran.
Hana juga bercerita kalau Ivan sempat berkoar di akun instagramnya. Cowok itu bercerita kalau dia baru saja diperas oleh teman lama. Bahkan Ivan juga cerita kalau teman lamanya itu sampai memanipulasi fotonya dan mengancam akan menyebarkan foto itu.
Beni tertawa sinis mendengarnya. Ivan ternyata memanglah pengecut yang berusaha terlalu keras untuk mempertahankan citranya. Beni menilai sebenarnya, cowok itu bukan bajingan, tapi ternyata dia malah berusaha terlalu keras untuk menjadi itu.
"Biasalah, cowok kalau egonya kesentil pasti berusaha membela diri abis-abisan." Cetusnya, dengan ketidaksukaan yang amat jelas.
"Bisa jadi dia lagi bikin semacam exit plan, just in case foto skandalnya dia beneran nyebar, orang-orang yang follow dia tahunya foto itu manipulasi." Bob menambahkan. "Orang-orang bisa selicik itu kalau posisinya udah terancam banget."
"Bedebah emang itu orang." Hana nggak berusaha menyembunyikan kekesalan. "Kalau gue jahat, gue bongkar itu semua aibnya sama bininya. Paling nangis-nangis nyesel."
"Padahal lebih baik jadi pecundang sih, daripada jadi penjahat." Bob menambahkan komentarnya.
"Iya, masih jauh lebih baik Ivan yang dulu, yang masih culun dan nggak macem-macem." Hana melengkapi.
"Udah, guys, semuanya udah beres. Sekarang kita mulai yang baru aja yuk? Kita mulai sama yang ada aja." Maya ikut bersuara. "Gue udah ikhlas kok, nggak apa-apa orang di luar sana mau ngomong apa. Sekarang, gue cuma pengin mulai bangun bisnis lagi."
"Oke, jadi rencana yang harusnya dieksekusi tahun depan, kita percepat ya May." Hana angkat bicara. "Persiapannya emang masih setengah jalan, tapi kita bisa kebut kok. Paling cuma tiga bulananlah sampai bisa rilis produk."
"Rencana lo mau bikin produk sendiri itu?" Bob memastikan, dia ingat tempo hari Maya dan Hana bilang kalau mereka nggak mau terus-terusan jualin produk orang lain.