Be (Murtad) On Moslem

Joo
Chapter #2

01 || Penilaian

“Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.”

1 Korintus 14:40

•••

MENTARI telah menampakkan sinarnya, membiarkan bias-bias cahaya menembus tirai salah satu rumah. Seorang gadis berjalan pelan, menyibak tirai. Matanya tertutup, merasakan sinar hangat sang raja siang menghangatkan wajah.

Dalam hati, ia memanjat doa. Mulutnya terlihat bergumam perlahan. "Ya Allah Kami mohon hikmat bijaksana dari-Mu Tuhan untuk melalui hari ini dengan bijak dan memberikan manfaat bagi sesama kami." Gadis itu meraup wajah, kemudian mengamini.

Matanya kembali terbuka, ia beralih ke arah meja rias. Memoles bedak tipis, membenahi khimar putih yang menutupi area kepalanya. Gadis itu mengecek busana yang ia pakai, terusan panjang berwarna peach. Senyumnya tersungging sesaat, desiran aneh kembali menerpa hatinya.

Ponselnya bergetar, sebuah panggilan masuk. Halimatur is calling.

"Halo, Aisyah." Suara di ujung telepon terdengar.

Gadis yang baru saja dipanggil Aisyah, tersenyum. "Waalaikum," timpal gadis itu.

Sesaat setelahnya, terdengar suara tepukan. Ia sudah mengira, temannya itu tengah menepuk dahi, akibat lupa. "Maaf. Assalammualaikum, Aisyah."

"Sudah berangkat ke kampus?" tanya Halima kemudian.

Gadis itu meraih tas juga buku-buku di atas meja belajar. Gadis yang baru saja dipanggil Aisyah oleh temannya ini, memiliki nama lengkap Aiziyah N Adzani. Ya, Aiziyah, bukan Aisyah. Namun, ia tak keberatan jika dipanggil Aisyah sekali pun.

Aiziyah melirik pada jam yang melingkar di pergelangan tangan, pukul tujuh. Setidaknya, ia masih punya waktu setengah jam sebelum sebuah hal tak diinginkan memperburuk paginya.

"Baru mau berangkat. Kamu bawa buku yang kamu omongin kemarin, kan?" ujar Aiziyah meyakinkan.

"Tenang. Sesuai permintaan teman baikku. Oke, aku tunggu di kampus. Assalammualaikum."

Tutt.. Tutt.. Tutt..

Dimasukkannya ponsel itu. Gadis itu hanya perlu cepat-cepat bergegas keluar, berangkat ke kampus. Dibenahinya lagi khimar itu, Aiziyah menarik napas panjang. Semoga Allah senantiasa menyertai langkahku.

•••

Seorang gadis dengan khimar panjang, tengah berjalan menyusuri jalanan kampus. Tak ada yang tau, jika telinganya kini telah tersumpal sepasang earphone. Ya, gadis itu tengah mendengar kajian dari sana.

Aiziyah masih berjalan dengan kepala tertunduk, mendekap dua buku tebal di tangan kiri. Di sela-sela kajian itu, mulut Aiziyah sesekali bergerak, mencoba melafalkan sesuatu.

"Yasū’," Bibirnya tengah melafalkan. "al-Masīh."

Jeda sesaat, Aiziyah terlihat mendengarkan, sebelum akhirnya meniru pelafalan dari yang ia dengar. "Yasū al-Masīh."

Lihat selengkapnya