HAHAHAHA
Semua orang tertawa begitu mendengar cerita kalau Cahya, Afi dan Lala salah mengira pacer itu pacar.
“Habis…” lirih Cahya sambil menunjuk kaus Kiki, “Itu kukira tulisan pacar ternyata pacer.”
HAHAHAHA
Semua tertawa lagi.
Di salah satu lokasi jalan SCBD (Sudirman Central Busines District) yang ditutup dari kendaraan, Cahya menutup muka karena malu menjadi bahan perbincangan para pelari yang baru saja menyelesaikan sesi lari bersama.
Untunglah Cahya langsung siuman sesudah dipindahkan ke tempat yang rindang dan sejuk. Dan setelah dibiarkan istirahat sejenak, Cahya pun kini sudah dapat diajak mengobrol. Tidak lupa Afi dan Lala yang memberikannya minuman terus menerus padahal Cahya sudah kembung. Selain itu, mereka juga bukannya membantu menenangkan Cahya tapi malah terus menggodanya.
“Cieee, sekalinya lari dapat pacar. Eh, pacer!” Kata Afi.
“Tapi kalau mau dijadiin pacar boleh juga si, ganteng kok.” Kata Lala.
Kiki yang memiliki badan tinggi dan atletis ini memang cukup diidolakan para pelari yang suka lari di CFD. Wajahnya juga rupawan, makanya tidak sedikit perempuan yang rela bangun pagi-pagi untuk mengikuti sesi lari bersama di CFD bersama Team ORA. Dan pada akhirnya tidak sedikit juga yang merasa iri kalau ternyata Kiki memang sudah punya pacar.
Di tengah suasana tawa usai kebingungan yang melanda Cahya hingga para pelari lain, Tony datang menghampiri.
“Halo, salam kenal Saya Tony dari Team ORA.” Kata Tony sambil memberikan tangan kanannya mengajak salaman.
“Ha.. halo, saya Cahya.” Balas Cahya sambil salaman. “Aku minta maaf kalau sudah membuat masalah. Sepertinya kegiatan kalian jadi terganggu gara-gara ulahku.”
“Tidak apa-apa,” sahut Tony. “Mumpung di sini, sekalian saja aku terangin supaya jelas. Pertama-tama, saya adalah salah satu pendiri Team ORA. Our Running Association yang kita bentuk supaya bisa berlari bersama dan lebih seru dibanding lari sendirian.”
“Team ORA,” kata Cahya menyimak.
“Dan ini namanya pacer, bukan pacar.” Sahut Tony sambil nunjuk tulisan yang ada di kaus Kiki. “Pacer itu adalah pelari yang mengatur kecepatan tertentu dalam berlari. Misalnya pace 8, artinya mengatur lari supaya stabil dalam 1 kilometer ditempuh dalam waktu 8 menit. Pace 7 berarti dalam lari 7 menit tiap 1 kilometer, dan seterusnya. Nah, Kiki tadi sedang menjadi pacer 8, jadi dia memimpin sekelompok orang agar berlari dalam kecepatan 8 menit per kilometer.”
Cahya menyimak dengan serius, lalu melihat Kiki di samping Toni yang diam saja berharap Tony dapat menjelaskan semuanya.
“Terus kalian lari berapa lama?” celetuk Afi.
“Iya, berapa lama? Kayaknya menarik juga itu lari ada kelompoknya.” Timpal Lala.
“Jadi tiap minggu kita ngadain sesi lari bersama sejauh 10 kilometer. Kalian boleh ikutan kalau mau, datang saja langsung jam 6 pagi di sini.” Jawab Tony.
“10 kilometer?” Afi kaget dan langsung menggunakan jarinya untuk menghitung. “Berarti kalau pace 8 berarti lari selama 80 menit? Satu jam lebih?!”
“Bisa mati duluan aku!” teriak Lala.
“Kalau di tengah-tengah kalian merasa tidak kuat boleh berhenti kok,” sahut Rachel yang baru datang. Rachel yang memiliki tubuh ramping dan rambut berponi ini menoba meyakinkan Afi dan Lala untuk ikut sesi Team ORA.
“Tapi nggak capek apa lari terus-terusan begitu?” Tanya Cahya.
“Capek pasti,” jawab Rachel. “Makanya di sini kita lari bersama-sama, jadi bisa saling ngasih semangat supaya kita tetap terus menggerakkan kaki. Pokoknya seru deh. Dan ada pacer seperti Kiki juga yang akan mengecek dan menjaga kalian selama berlari. Anggap saja seperti ketua kelompok yang akan memantau kelompoknya.”
“Eh, mbaknya pasti sudah kuat larinya yah,” sahut Afi.
“Iya nih, kelihatannya beda sama kita-kita.” Timpal Lala.
“Oh iya aku belum ngenalin diri. Aku Rachel, salah satu pendiri Team ORA juga. Jadi bisa dibilang udah lumayan kuat larinya sih.” Balas Rachel.
“Ooh, pantesan,” seru Afi dan Lala.
“Jadi gimana? Kalau kalian tertarik minggu depan bisa datang langsung. Atau kalau mau lihat kegiatan lain bisa dilihat di @team.ora juga.” Lanjut Rachel.