Be my Pacer in Marathon

Ockto Baringbing
Chapter #24

Membara

Amarah.

Hujan yang deras membuatnya tidak bisa kemana-mana. Ia berteriak tapi tetap saja air berjatuhan dari langit dengan kencang hingga membuatnya harus bersembunyi di bawah dedaunan.

Amarah.

Angin yang menderu membuatnya terdiam di satu tempat. Ia mengangkat tangan berusaha menahan tapi tetap saja angin itu membuatnya terdorong dan harus kembali berlindung di balik batang pohon.

Amarah.

Air yang tergenang di bawah membuatnya kesulitan bergerak. Ia berusaha melangkah tapi akhirnya terjatuh dan harus kembali duduk di atas rumput basah.  

Makhluk Cahaya putih itu kesal dengan keadaan tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya hanya menggerutu saja. Diam di situ dan memendam kemarahan di dalam hati.

“Cahya?” Tanya Afi. “Kamu kenapa?”

“Hah?” Cahya bingung. “Apanya yang kenapa?”

“Ini loh, postingan kamu kayak lagi stres gini.” Kata Lala. “Gambar lagi kejebak hujan besar terus sembunyi saja.”

“Kamu lagi ada masalah?” Tanya Afi.

“Hah?” Cahya heran. “Kenapa kalian jadi perhatian banget sama postingan akunku sih?”

“Ya, habis mau gimana lagi. Ini kamu kan?” Tanya Afi sambil menunjukkan gambar makhluk cahaya putih di handphonenya.

“Nggak pernah foto selfie dan diupload gantinya kamu luapin emosi lewat gambar kan?” Lanjut Lala.

“Apa? Nggak kok.” Cahya berusaha mengelak.

“Ya sudah kalau nggak mau ngaku.” Kata Afi. “Tapi kalau bisa urusanmu dengan Raka segera dibereskan yah.”

“Urusan apa?” Tanya Cahya.

“Itu loh,” Balas Lala. “Kamu masih ngegantungin dia. Kalau memang lebih milih Kiki ya sudah tolak dia.”

“Oh.. itu..” Cahya menunduk seketika.

“Terus kamunya juga jangan lupa bilang ke Kiki kalau memang suka.” Seru Afi.

“Betul,” Lanjut Lala. “Supaya Raka juga makin jelas kalau sudah tidak berharap sama kamu lagi.”

“Haah?” Cahya kaget.

Afi dan Lala menatap Cahya dengan penuh semangat. Mereka berdua sepertinya berharap supaya temannya ini akhirnya mendapatkan jodoh.

“Nanti,” Kata Cahya berusaha mengelak dari pandangan Afi dan Lala. “Kan sudah kubilang race day marathon adalah confession day.”

“Yaah, masih lama dong.” Keluh Afi.

“Iya, nanti keburu diambil orang loh.” Keluh Lala.

“Tidak mungkin,” Balas Cahya. “Soalnya dia juga lagi sibuk dan banyak yang dipikirkan.”

“Pikirin apaan?” Tanya Afi. “Bukan cewek lain kan?”

“Tuh kan keduluan kamu entar.” Seru Lala.

“Bukaan, sudah ah!” Cahya mengambil gadgetnya. “Aku mau nyelesain gambar lagi. Tinggal 2 lagi terus aku bebas!”

“Yah, kabur dianya.” Keluh Afi.

“Ya sudah deh, kita nonton konser VFX lagi saja. Aku baru download lagi nih acaranya yang di Jepang.” Kata Lala.

“Oh ya? Mana?”

Afi dan Lala akhirnya sibuk sendiri dengan urusan K-Pop mereka. Cahya senang karena akhirnya terbebas dari pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya kebingungan menjawabnya. Tentang adanya rival lama Kiki yang baru muncul, Kiki kalah adu lari, dan yang terutama adalah kenyataan kalau dia tidak akan ikut lari marathon bersama Cahya.

Confession daynya bagaimana kalau tidak ada Kiki nanti? pikir Cahya.

***

“Cahya? Kiki mana?” Tanya Tony, ia heran melihat Cahya yang biasanya datang ke Soemantri bareng Kiki naik motor tapi kali ini sendirian saja.

“Itu, kata Kiki dia nggak mau masuk ke sini?” Jawab Cahya.

“Loh, kenapa?” Tanya Tony lagi.

Lihat selengkapnya