Saya haturkan terima kasih kepada beberapa orang yang mendorong bahkan “memaksa” saya untuk menulis buku ini, yaitu Ust. Rofi’ Usmani, Zahra dan Ginan, Teh Dwi dan Yadi, sang editor yang tak lelah menagih tulisan demi tulisan hingga lengkap menjadi buku.
Ucapan terima kasih juga kepada para aktor yang saya ceritakan di buku ini. Mereka adalah pahlawan-pahlawan nyata yang mengisi kisah hidup saya selama masa studi. Pak Yusuf dan Bu Halimah, Mas Yatno dan Mbak Ning, serta keluarga besar masyarakat Indonesia di Boston yang tergabung dalam jamaah pengajian Iqra. Keluarga Brother Abdurrahman serta semua komunitas Muslim Kota Waltham. Rekan-rekan senasib seperjuangan sesama penerima beasiswa IFP: Zainal, Harli, Augustinus, Siti Nurlaili. Juga kepada tujuh orang teman sepesantren seperjuangan yang telah membagi kisah perjuangan studi mereka di luar negeri di buku ini: Yudi Nurul Ihsan, Hilman Latief, Raja Juli Antoni, Maulana M. Syuhada, Elpi Nazmuzzaman, A. Imam Mujadid Rais, Fahd Djibran.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Mbak Nune serta semua staf IIEF Indonesia dan IIE New York. Juga kepada orang-orang yang menginspirasi dan mendorong saya selama proses berburu beasiswa, seperti Mas Haidar Bagir yang tak bosan memberi surat rekomendasi; Mas Putut yang selalu memotivasi; sahabat saya, Eric Lincoln, yang selalu menjadi suporter selama proses seleksi beasiswa; serta teman-teman di Mizan dan Peace Generation Indonesia.
Selama masa studi, saya mendapat doa dan dukungan dari keluarga besar Maleber dan Ciparay: kakak-kakak, adik-adik, serta para keponakan. Kepada mereka, rasa cinta dan terima kasih saya haturkan. Semua pengalaman berharga yang saya tulis di buku ini tak mungkin saya dapatkan tanpa ilmu yang diberikan oleh guru-guru yang saya takzimi: (alm.) K.H. Miskun Asyatibi serta semua ustad saya di pesantren dan madrasah, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka.
Jika buku ini memberikan manfaat bagi pembaca, saya dedikasikan kebaikan itu bagi orangtua kami, H. A. Kaosar, Hj. Fatimah, Maesarah, Gugum Gumilar, yang doanya untuk saya dan keluarga tak pernah putus. Semoga Allah menyayangi mereka.
Di balik semua cerita di buku ini berdirilah seorang wanita cantik dan tegar bernama Mila Aprilia Zakiah, istri yang saya cintai. Buku ini saya hadiahkan untuk ulang tahunnya ke-34. Semua pengalaman dalam buku ini saya tulis agar suatu hari para “malaikat” kecil saya, Kafa dan Shidqie, mendapat pelajaran dari perjalanan ayahnya.[]