Beautiful Wounds in 1998

nilnaulia
Chapter #1

Kereta

“Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.” Jaksa penuntut umum membacakan dengan jelas bait dalam untaian surat yang membersamai seorang korban yang ditemukan kerangkanya di pegunungan pada akhir Januari 2023.

Hakim ketua yang mendengarkannya pun tertegun, Mendadak ruangan menjadi sunyi, pikirannya tertuju pada seseorang di masa lalu. Seorang dengan ucapan sama pada pandang pertama perjumpaan mereka.

Seperempat abad lalu, lalu lintas lengang dengan rumpunan manusia. Rel kereta menjadi rutinitas kunjungan yang akan sering didatangi. Pria berbadan tegak dengan pakaian rapih serta sabuk kulit melingkari pinggangnya, di sudut lorong kereta ia menghela napas panjang, sibuk merutuki kesialan yang hampir seharian penuh mendatanginya. Tidak, bahkan ini terjadi setiap saat dalam hidupnya, tidak hari ini saja.

Alih pandangnya seketika terpaku pada seorang wanita yang tiba tiba berlari menuruni rel. Ia mengenakan dress selutut berwarna putih dengan bando menghiasi rambut panjangnya. Seekor kucing, menjadi alasan ia berlari menuruni rel dan melepaskan syal birunya untuk membungkus makhluk kecil yang terluka itu.

Baru seutas senyum memamerkan gigi pria tadi, berubah lenyap saat ia tahu bahwa kereta akan segera tiba di sana. “Hei, minggir!” teriakannya melayang tanpa terdengar. Ia pun secepat angin berlari dan meraih lengan yang terpaku dalam beberapa detik membawanya menjauhi jalur kereta.

Mata keduanya beradu saat wanita ini mendongak dengan tangis yang sedari tadi menggenang, ingin memastikan siapa yang mencoba menghentikan salah satu rencana terakhirnya untuk meninggalkan dunia. Ia sontak mundur beberapa langkah saat pria itu menahan punggungnya dan memberi seutas sapuk tangan yang disogokkan dari dalam tas selempangnya.

Lihat selengkapnya