Ruangan auditorium terlampau sesak untuk membuat Ian menggerutu dengan berusaha sabar berdesakan mencari kursi. Beruntunglah di bagian atas masih tersisa beberapa tempat leluasa untuk ia bernafas dan menikmati alunan musik dari walkman yang ia bawa setiap harinya. Menilik judul dari kelas umum pagi ini membuatnya menguap tak nafsu. “Yaelah bahasannya tentang HAM tapi dikaitin beras doang, hak makan, hak kenyang, hak berbicara gak akan kesinggung.”
Bima yang berada di sebelahnya menggeleng. “Seenggaknya catet materinya, anak BEM ngomong doang, akademik nol besar.”
“Buat apa? ‘Kan ada lo,” Ian menyeringai lalu mulai menyandarkan kepalanya di kursi. Ia menutup mata, mencoba untuk tidur. Lagipula, siapa yang akan memperhatikan satu dari ratusan manusia di auditorium seluas ini. Kelas umum tidak sering dilakukan, jadi ini akan menjadi kesempatan berharga jika hanya dilewatkan dengan mendengar materi saja, pikirnya.