"Jalan menuju cinta sejati tak pernah bebas hambatan."
William Shakespeare,4 Midsummer Nights Dream
Di sebuah negeri nun jauh letaknya, terdapat sebuah kota besar perniagaan yang amat ramai. Di kota itu bermukim seorang saudagar kaya yang punya banyak usaha sukses. Selama ini, keberuntungan selalu menyertainya. Segala harapannya terwujud, laba mengalir deras ke pundi-pundinya.
Selain kekayaan berlimpah, sang Saudagar juga memiliki keluarga yang membahagiakan hatinya. Meskipun istrinya telah lama wafat, rumahnya diramaikan oleh kehadiran enam putra dan enam putrinya. Tak satu pun dari anakanaknya yang telah mandiri dan berkeluarga. Putra-putranya masih terlalu muda untuk menikah. Sedangkan putri-putrinya terlalu bangga karena kekayaan keluarga mereka, sehingga mereka susah menjatuhkan pilihan. Apalagi begitu banyak pemuda tampan dan terhormat mendekati mereka.
Namun, tanpa disangka-sangka, mendadak nasib mereka berubah. Ketenangan hidup keluarga itu terusik. Rumah megah mereka habis dilahap api. Perabotan mewah yang memenuhi ruangan dan kamar, buku-buku catatan perniagaan, surat-surat berharga, emas, perak, dan segala harta yang merupakan perbendaharaan terpenting sang Saudagar, musnah dalam kebakaran itu. Amukan api itu sungguh ganas sehingga amat sedikit harta mereka yang bisa terselamatkan.
Kemalangan ini hanya awal dari rentetan nasib buruk selanjutnya. Usaha sang Ayah, yang selama ini berjalan lancar dan menguntungkan, mengalami kerugian bertubi-tubi. Semua kapal miliknya hancur, baik tenggelam maupun diserbu bajak laut. Mitra-mitra dagangnya menyebabkannya bangkrut. Para pegawai yang menjalankan usahanya di luar negeri mengkhianati dan menipunya. Pendek kata, dari puncak kejayaan, mendadak dia jatuh ke lubang kemelaratan.