Sheren dan Arven sama sama menunduk dan saling diam, keduanya tengah berkutat dengan soal Kimia pemberian guru bimbingan belajar.
Mereka berdua tengah mengikuti Tryout hari ini.
Sheren melirik Arven sekilas, nampaknya cowok itu amat tenang dan lancar mengerjakan soal. Sementara dirinya sendiri baru selesai mengerjakan beberapa soal sejak 30 menit lalu.
“Arven tolongin, Sheren nggak ngerti!” bisik Sheren.
Arven tidak menggubris bisikan Sheren—atau bahkan dia tidak mendengar bisikan Sheren.
“Arven, bantuin dong plis! Sheren lupa!” Sheren menyenggol nyenggol bangku Arven dengan kakinya.
Arven tak juga merespon.
Sheren medesah pasrah, kemudian ia hanya menatap soal yang tertera sambil berusaha mengingat.
“Waktunya 20 menit lagi ya,” suara pengawas Try out.
Sheren melebarkan mata kemudian menggigit bibirnya dengan gelisah.
“Arven…” Sheren berbisik lagi, berharap Arven akan menoleh.
Sheren merengut, Arven tetap tidak menoleh padanya.
Beberapa menit berlalu, suasana ruangan sangat hening. Mereka masing-masing fokus mengerjakan soal.
“Here, lain kali belajar.”
Sheren mendongak saat tangan Arven menyodorkan potongan kertas berukuran sedang yang telah ia lipat menjadi kecil.
Cowok itu tersenyum tipis kemudian kembali menenok kedepan.
Sheren tersenyum senang kemudian cepat-cepat memeriksa kertas contekan yang Arven berikan.
Setelahnya ia kembali merengut, melihat isi kertas itu adalah clue cara mengerjakan soal di setiap nomornya, bukan jawaban soal seperti yang ia harapkan.
“Arven, kok gini?” bisiknya kesal.
Tentunya Arven tidak mendengar.
Sheren berdecak samar, otaknya sudah buntu tidak bisa disuruh berpikir bahkan Ketika sudah diberi clue se detail ini.
“15 menit lagi ya, jangan lupa diperiksa lagi.”
Sheren menangkup kepalanya sambil misuh-misuh tidak jelas.
Setelah cukup lama terdiam tanpa berpikir, ia pun mulai mengisi Seluruh LJK sambil menghitung kancing.
Menggunakan seluruh keberuntungannya untuk mengisi soal-soal ini.
Arven yang duduk di hadapannya membereskan barangnya kemudian bangkit, dan menuju meja pengawas untuk mengumpulkan LJK
Sheren yang melihat itu buru-buru membereskan alat tulis dan menggendong tasnya kemudian menyusul Arven.
“Kalian sudah selesai? Yakin sudah benar semua?” tanya si pengawas.
Arven mengangguk, sementara Sheren hanya diam.
Sang pengawas itu tersenyum sambil memeriksa LJK Arvendan Sheren bergantian.
Wajahnya mengangguk-angguk saat menatap lembar jawaban Arven, sementara ia agak mengernyit Ketika menatap lembar jawaban Sheren.
“Tidak mau di periksa ulang?”